Tuesday, June 24, 2008

Banjarmasin, Kota Banyak Berdzikir

Arifin Ilham berasal dari Banjarmasin. Arifin ilham adalah tokoh Indonesia yang gencar menyeru untuk selalu berdzikir. Saking gencarnya beliau menyerukan dzikir, di TV, majelis ta'lim, masyarakat luas, akhirnya ia dipanggil sebagai kiayi.

Dzikir adalah mengingat Allah. Ada pengertian khusus dimasyarakat tentang dzikir, yaitu menyebut asma-asma Allah, dan bacaan yang lainnya ketika shalat. Atau biasa disebut dzikir setelah shalat. Mengingat dan shalat seharusnya suatu hal yang sejenis dan berurutan. Sehingga setelah shalat kita memang disunnahkan dan diperintahkan untuk banyak berdzikir mengingat dan memohon doa kepada Allah.

Banjarmasin, kota yang banyak berdzikir. Saya rasakan ketika berkunjung kesana. Subhanallah, saya baru pertama kali mengikuti proses sebuah acara sholat jum'atan sekitar dua jam. Pertama ketika datang ke masjid hari jum'at itu, jam setengah dua belas. Di masjid Noor, yang terletak di jalan Sudimampir, ketika acara shalat jum'atan itu sudah mulai terisi jamaah. Belum penuh, baru beberapa shaf saja. Saya shalat tahiyatul masjid, kemudian membaca Al-qur'an melanjutkan bacaan sebelumnya.

Cukup lama saya membaca Al-qur'an, hampir 6 halaman saya bisa selesaikan saat itu. Jamaah memang banyak berdatangan, namun proses sholat jumat belum dimulai. Ketika menengok kesamping kira dan kanan, ternyata jama'ah yang lain sedang khusu bedzikir dan sebagian membaca Al-quran juga. Subhanallah... Baru sekitar pukul dua belas lebih seperempat, terdengar suara dari pengeras suara masjid. ada seorang yang mengajak untuk membaca surah yasin.

Dahsyat.. surat yasin dibaca sebelum jum'at. Dan waktu itu subhanallah bacaan yang dilantunkan tartil sekali sehingga mungkin sekitar duapuluh menit dari awal membaca yasin tadi sampai selesai. Tidak selesai sampai surah yasin, kemudian seorang petugas masjid memimpin jamaah untuk membaca tahlil, dan cukup lama juga saat itu jamaah bertahlil. Sampai kemudian berdirilah seorang petugas untuk mengumumkan sesuatu. Dan ini yang khas dari pengumuman shalat jum'at yang saya temui. Tidak seperti masjid masid lain yang mengumuman informasi hanya beberapa waktu dan beberapa hal saja, di masjid Noor Banjarmasin saat itu hampir 20 menit sendiri.


Entah apa tujuan dari pengurus masjid yang ternyata mengumumkan setiap orang yang berinfak kepada atau melalui masjid selama seminggu kemarin. Dari mulai yang menyumbang limaribu rupiah sampai seratus ribu rupiah, semua disebutkan. Mungkin menjadi ajakan dan motivasi untuk mengajak yang lain berinfak juga, serta saling memotivasi untuk selalu rutin berinfak, wallahu'alam.


Dan setelah sekitar satu setengah jam menunggu di masjid untuk melaksanakan shalat jum'at akhirnya tanda azan waktu shalat jum'at dimulai juga.

Ternyata bukan shalat jum'at saja yang doa dan dzikirnya agak lama di Banjarmasin. Beberapa shalat wajib yang saya ikuti di masji Noor dua hari itu juga lain dari acara akrivitas shalat jamaah di masjid daerah yang lain. Hampir semua orang jamaah yang menjadi peserta shalat wajib berdzikir dan ikut berdoa bersama dalam waktu yang relatif lebih lama. Mereka khusu dan penuh perhatian setelah shalat wajib itu.

Subhanallah, jadi teringat ustadz kiayi Muhammad Arifin Ilham yang rutin mengajarkan untuk selalu berdzikir dan mengingat Allah kala apapun, terlebih setelah shalat. Lantunan doa dan dzikir yang panjang yang tidak pernah tertinggal setelah shalat.

Dahsyat, Banjarmasin menjadi pengingat saya untuk selalu banyak bersyukur dan mengingat Allah kala apapun. Terutama setelah shalat, mintalah keinginan yang sebanyak-banyak dengan harap dan khusu.

Alhamdulillah...

Monday, June 23, 2008

Banjarmasin 21 Juni 2008

















Laporan perjalanan Tim Sosialisasi Menyongsong Pemilu 2009 yang Luber dan Jurdil
Banjarmasin 20-22 Juni 2008


Persiapan dan Keberangkatan

Rombongan Tim sosialisasi beranggotakan enam orang yang terdiri dari Pak Sumarno, Pak Purdamen Sinaraya, Pak Alvi, Bu Eni, Ibu Karti, dan Deni. Setelah sehari sebelumnya briefing di kantor Depkominfo, kami berkumpul di bandara Cengkareng Soekarna Hatta Tangerang, pukul 05.00 pagi hari jum’at tanggal 20 Juni 2008. Beres Check in di bagian keberangkatan bandara, dengan menggunakan pesawat Garuda G-530 kami berangkat sekitar pukul 06:20 WIB.

Pesawat Garuda yang kami naiki setelah kurang lebih satu jam lebih 20 menit terbang akhirnya mendarat dengan selamat di Banjarmasin di bandara Syamsudin Noor pukul 09:00 WIB atau 10:00 WITA. Di bandara Syamsudin Noor selanjutnya kami mengumpulkan bagasi dan barang-barang yang kami bawa dari Jakarta lalu bersiap berangkat menuju penginapan di kota Banjarmasin. Kami juga membawa paket buku berupa Buku sosialisasi pemilu 2009 serta kumpulan peraturan yang diterbitkan oleh KPU yang akan dibagikan kepada dinas Infokom kota Banjarmasin.

Dengan menggunakan taksi kami berangkat Menuju hotel Grand Mentari di jalan Lambung Mangkurat. Di hotel yang terletak di pusat kota Banjarmasin ini kami beristirahat dan menginap selama 2 malam. Ibu Eni mengurus check in kami disana, dan kami memesan 3 kamar hotel. Pak Sumarno dan Pak Purdamen satu kamar, Ibu Eni dan Ibu Karti satu kamar serta Pak alvi dan saya Deni satu kamar. Sekitar satu jam beristirahat, kami pergi menuju Masjid Noor di jalan Sudi Mampir, tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Kami bertiga, Pak sumarno, Pak Alvi dan Deni pergi untuk sholat jum’at disana. Pak dan makan siang. Sementara Pak Purdamen yang beragama katolik menunggu di hotel bersama Ibu Eni dan Ibu Karti.

Koordinasi dengan RRI Banjarmasin dan Dinas Infokom Kalimantan Selatan

Setelah sholat dan makan siang didekat hotel Grand mentari kami rombongan berangkat menuju RRI Banjarmasin di jalan A. Yani KM 3 Banjarmasin. Dengan menggunakan angkot atau taksi kuning kami menuju tempat yang akan dijadikan lokasi penyelenggaraan acara sosialisasi.

Di depan halaman RRI Banjarmasin sudah nampak dibangun tenda dan panggung besar untuk tempat acara. Siang hari jumat itu belum seluruhnya panggung dibangun, para petugas persiapan di kota Banjarmasin masih bersiap dan memasang waktu sampai hari minggu untuk menyiapkan tempatnya. Ketika sampai disana kami disambut oleh dibagian pimpinan di gedung tata usaha RRI Banjarmasin untuk kemudian bertamu dan berkoordinasi dengan bagian acara penyiaran RRI disana.

Pak Adi Pramono, kepala penyiaran di sana kemudian menemui kami dikantornya untuk kemudian berdiskusi mengenai acara yang akan dilaksanakan malam minggu tanggal 21 Juni 2008. Pak Sumarno mengajukan usulan run down acara dan ditanggapi oleh Pak Adi yang saat itu ditemani oleh Ibu Nining Pramudya yang nanti menjadi MC sekaligus penyiar acara sosialisasi pemilu. Selain berkoordinasi di RRI Kami berbagi tugas juga menemui pegawai dan penanggungjawab dinas infokom di Banjarmasin siang itu, dinas Infokom Banjarmasin yang nanti juga membantu dan menyiapkan acara sosialisasi pemilu 2009 di Kalimantan selatan dan Banjarmasin khususnya.

Sabtu, 20 Juni 2008, Sosialisasi Pemilu 2009 di RRI Banjarmasin

Acara yang diselenggarakan malam minggu itu dimulai sekitar pukul 8 malam. Agak malam acaranya, karena menunggu masyarakat dan undangan acara yang hadir setelah beribadah sholat isya dan persiapan lainnya. Acara dimulai dengan pementasan musik melayu dan dangdut dari artis kota banjar masin. Penyelenggara acara juga mengundang tim musik ini (Tim Marasona) untuk menambah hiburan dalam acara tersebut. Kurang lebih seratus orang undangan dan masyarakat yang hadir saat itu.

Acara sosialisasi ini disiarkan secara langsung oleh RRI Banjarmasin. Pendengar selain mendapatkan hiburan juga mendapatkan sosialisasi pemilu 2009 yang juga berguna bagi mereka. Hiburan utama acara sosialisasi ini adalah Madihin. Madihin ini adalah bentuk pementasan seorang pemantun, atau pembawa cerita asli asal dari daerah Banjarmasin yang di dalamnya termuat pesan-pesan atau informasi yang ramai dibicarakan. Malam itu seorang pemadihin dari Banjarmasin tampil dan melantunkan bait-bait pantun kepada hadirin dan pendengar RRI Banjarmasin malam itu.

Setelah diawali dengan hiburan penyanyi dangdut melayu, acara resmi sosialisasi dimulai dengan diisi oleh sambutan dari penyelenggara acara. Bapak Soemarno selaku ketua pelaksana acara dari Depkominfo memberikan sambutan pertama yang berisi ucapan terimakasih kepada hadirin dan tamu undangan atas kehadirannya dalam acara itu dan menginformasikan bahwa acara ini adalah program Depkominfo menyongsong pemilu 2009 yang akan juga dilaksanakan kedaerah-daerah yang lain. Di Banjarmasin, kota yang aman kondisinya terutama ketika pemilihan umum tahun sebelumnya menjadi alasan sebagai tempat pelaksanaan sosialisasi pertama. Beliau juga menyebutkan melalui kesenian tradisional acara ini dilakukan agar lebih efektif tersampai kepada masyarakat dan pemanfaatan jejaring radio sebagai alat teknologi komunikasi yang bisa membantu memudahkan penyebaran informasi. Beliau juga menginformasikan bahwa sosialisasi ini akan selalu menampilkan narasumber yang dihadirkan dari KPU sebagai penyalenggara pemilu, dari Depkominfo sebagai pensosialisasi dan media serta masyarakat umum yang menghadiri acara sosialisasi.

Kemudian Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Ismail Cawidu selaku kepala Pusat Informasi Polhukam Badan Informasi Publik Depkominfo. Secara garis besar beliau menyampaikan bahwa pentingnya melakukan sosialisasi pemilu agar keikutsertaan pemilih dalam pemilu nanti akan baik. Depkominfo selaku wakil pemerintah mengantisipasi agar tidak terjadi lagi besarnya angka golongan putih saat pemilu nanti.

Setelah Pak Ismail dilanjutkan dengan sambutan dari wakil pemerintahan daerah dari Gubernur Kalimantan selatan yang diwakili oleh Sekretaris daerah. Bapak Faturahman menyampaikan pidato sambutan Gubernur Kalimantan Selatan dimalam acara sosialisasi itu. Pada sambutannya gubernur menyampaikan bahwa beliau menyambut baik acara yang diselenggarakan terutama sosialisasi pemilu. Dan melalui Madihin sebagai media, beliau berharap bisa lebih efektif dalam penyampaiannya ke masyarakat dan menjadi ajang melestarikan budaya Banjarmasin juga.

Setelah sambutan, acara yang dipandu oleh MC penyiar Nining Pramudya ini, dilanjutkan dengan penyampaian informasi dan sosialisasi pemilu 2009 oleh ketua KPU Bapak Abdul Hafidz Anshari. Ketua KPU yang juga asal asli Banjarmasin ini menyampaikan pemaparan dan keterangan tentang sistem penyelenggaraan pemilu 2009 nanti. Beberapa hal yang beliau sampaikan antara lain tentang mekanisme memilih pada pemilu 2009 nanti. Seperti ketentuan bahwa dalam pemilihan wakil legislatif, pemilih dalam memilih cukup untuk mencontreng nama atau nomor urut calon wakil saja, tanpa memilih partai yang menjadi asal calon tersebut. Suara tesebut sudah sah dan menjadi bukti bahwa suara adalah bukan untuk partai, tapi untuk calon wakil tersebut.

Beliau juga menyampaikan bahwa jika wakil sudah mendapatakan 30 persen suara dari jumlah dalam daftar pemilih maka ia sudah bisa maju sebagai calon wakil rakyat. Jika ada wakil calon yang mendapatkan jumlah suara yang sama, maka calon dengan nomor urut yang terkecil yang dibawa kedalam pemilihan. Beliau mengingatkan bahwa sungguh satu suara yang diberikan masyarakat sungguh bermakna, maka kewajiban kita dan masyarakat untuk memilih. Pilihlah calon wakil dengan criteria calon terbaik, karena sebenarnya calon tersebut merupakan wakil kita di pemerintahan.

Selain itu Bapak Abdul Hafidz Anshari juga menginformasikan bahwa akan banyak partai peserta pemilu 2009 nanti. Sudah ada 16 partai yang sudah pasti lolos 35 partai lagi masih dalam verifikasi oleh KPU pusat dan daerah. Dan terakhir beliau meinformasikan bahwa Sebuah partai akan dihitung untuk mendapatkan kursi di DPR jika sekurang-kurangnya mendapatkan pemilih 2,5 persen dari jumlah pemilih.

Dialog Interaktif masyarakat pendengar dan hadirin undangan

Setelah pemaparan pelaksanaan pemilu 2009 oleh Ketua KPU pusat Bapak A. Hafizd Anshary, acara dilanjutkan dengan dialog dan diskusi dengam pendengar RRI dan undangan yang hadir di halaman RRI Banjarmasin. Tiga orang yang menjadi narasumber diskusi yaitu Bapak A. Hafidz Anshari sebagai ketua KPU, Bapak Ismail Cawidu sebagai wakil dari Depkominfo RI dan Bapak Mirhan yang merupakan ketua KPUD Banjarmasin yang terpilih. Diskusi yang dipimpin oleh seorang moderator ini berlangsung cukup menarik. Pertanyaaan disampaikan melalui telepon dan sms ke nomor operator di RRI Banjarmasin. Ada 3 orang yang menelepon saat acara itu, dan hampir puluhan sms yang masuk ke operator.

Beberapa pertanyaan yang disampaikan yaitu tentang mekanisme pemilih yang memiliki kelainan mata atau buta, kemudian pertanyaan tentang aturan atau perudang-undangan pemilu 2009 yang akan dilaksanakan. Disampaikan juga bahwa undang-undang pemilu 2008 mengatur bahwa radio komunitas tidak boleh mengkampanyekan calon atau partai peserta pemilu. Undang-undang itu juga mengatur bahwa pelaksaanaan kampanye untuk pemilu 2009 dilakukan selam 9 bulan.

Masalah ketentuan teknis juga dibahas dalam sesi dialog tersebut. Seperti ketentuan suara yang sah, kemudian tidak adanya perubahan daerah pemilihan atau sama seperti pemilu sebelumnya kecuali dibeberapa daerah yang terkena musibah seperti Aceh akibat Tsunami dan Porong Sidoarjo akibat bencana Lumpur. Ditegaskan juga bahwa mencoblos tidak lagi dilakukan pada pemilu 2009 nanti. Seperti negara-negara lain didunia, Indonesiapun akan mengikuti untuk mencontreng/memberi tanda dalam pelaksanaan pemilu. Seperti yang disampaikan Pa Hafidz Anshari bahwa tinggal Indonesia dan Kamerun saja negara yang masih mencoblos dalam pemilihan umumnya.

Masalah kemelut pilkada di Maluku utarapun dibahas dalam dialog tersebut. Pa Hafidz ketua KPU menyampakan bahwa tugas KPU sudah final hanya tinggal daerahnya saja yang menentukan akhir pemilihannya.

Sekitar pukul 22.00 WITA acara diskusi akhirnya di hentikan oleh moderator. Sementara hiburan musik dengan artis-artis kota Banjarmasin berlanjut kembali, rombongan narasumber, tamu dan panitia berurutan meninggalkan halaman RRI banjarmasin tempat acara sosialisasi pemilu 2009 digelar. Rombongan kami kembali ke penginapan untuk beristirahat dan berkemas untuk pulang kembali ke Jakarta keesokan harinya

**** selesai****

Thursday, June 19, 2008

Kretaku tak berhenti lama.... (3rd Edition)

Citayam, Pa Yos, pulang malem...

Stasiun Citayam stasiun unik. Stasiun yang jauh dari keramaian, tidak seperti stasiun lain yang besar seperti depok, bogor atau pasar minggu. Tapi stasiun citayam stasiun adalah terindah yang pernah saya lihat. Stasiun citayam, stasiun terakhir sebelum depok yang selalu menjadi penyuplai penumpang kereta terakhir berangkat sebelum ke kota ketika berangkat pagi menuju tempat kerja.

Suara musik dari penjual vcd dan dvd musik atau film menemani telinga malam itu. Musiknya tidak karuan, dari mulai musik keras sampai musik yang lembut semuanya terputar. Mungkin lagu medley dan remix disko plus jaipongan yang diputar hampir selama beberapa jam saya menunggu di stasiun citayam. Berpindah dari lagu yang satu ke lagu yang lain yang kadang tidak pernah sampai selesai diputar. Telinga jadi terbiasa mendengarnya dalam beberapa jam itu. Terfikir saat itu betapa indahnya jika yang diputar adalah suara murattal dari syaikh al-matrud atau as-syatiri, pasti malam itu lebih teduh. Tidak seberingas musik medley dan mudik dangdut remix yang mendesak-desak di dada.

Citayam, stasiun sederhana yang hanya di lalui oleh dua rel kereta api. Satu arah utara ke arah Jakarta dan satu jalur yang lain arah ke selatan menuju bogor. Letaknya agak tinggi diatas permukaan yang lain. Sepertinya staisun ini merupakan stasiun diujung lembah yang tinggi dimana pintu masuknya di depan lembah tersebut. Nampak jika berdiri ditengah stasiun menghadap ke arah barat ada sebuah danau yang terhampar diantara perumahan di dekat stasiun citayam. Tidak terlalu luas, namun nampak indah karena memang jarang ada wilayah yang bisa terdapat didalamnya sebuah danau di kota kami ini. Malam itu nampak danau begitu indahnya dihiasi dengan pantulan sinar lampu rumah dan lampu penerang jalan yang terilhat diatas permukaan airnya. Pernah lihat pemandangan dipinggir pantai di atas vila atau bungalau diatasnya? Mungkin sedikit seperti itu tadi malam, subhanallah

Pa Yos, malam tadi mentraktir saya makan dirumahnya. Sekitar 2 km dari stasiun citayam. Subahanallah, orang yang bersahaja, murah senyum dan baik hati. Saya diajak kerumahnya untuk mengecek kerusakan computer pa Yos yang baru saja tidak lama ia beli. Rumahnya sederhana, hanya beberapa ruang saja, tapi isinya seperti menunjukkan bahwa isi hati pa Yos lebih dari biasanya. Alat elektronik, Tape, computer, TV yang besar. Pa Yos melek teknologi… Pa yos orang yang sadar bahwa memanfaat teknologi adalah sesuatu hal yang baik.

Meski Cuma buat ngetik sama muter vcd musik, mas deni…” Katanya.

Wuih, malam yang cukup larut untuk pulang kebogor, tapi dalam juga maknanya, benakku berfikir terus seperti itu. Senang bisa singgah mencari informasi baru di tempat yang baru dan berkenalan dengan orang yang baru pula.

Citayam, malam itu juga jadi tempat terindah disepanjang perjalanan saya menggunakan kereta. Ditemani pa Yos, musik dangdut remix dan beberapa penjual buah2an murah di akhir sore menjelang malam.

Alhamdulillah pulang juga….

Wednesday, June 18, 2008

Stop Kekerasan

Jakarta masih aman. Setidaknya ketika tadi pagi saya lihat di perjalanan ketika berangkat ke tempat kerja. Di daerah monas (monumen nasional) pagi ini ramai dengan beberapa kelompok orang yang masing-masing berbeda kontras. Nampak sekali mereka dari golongan yang benar-benar jauh jarak dan hubungannya.

Kelompok pertama, ada sekitar 10 mobil pengangkut pasukan polisi yang parkir dan mungkin ratusan motor yang berbaris rapih disana. Di ujung barisan parkiran terlihat rapih berbaris ratusan pasukan polisi sedang berkoordinasi. Setiap hari memang hampir selalu ada pasukan pengamanan di monas akhir-akhir ini. tidak kurang minimal satu buah mobil patroli dan beberapa polisi disana. Polisi mungkin masih berjaga dan bersiaga atas kejadiaan kerusuhan di monas tanggal 1 juni yang lalu.

Kelompok kedua, berkumpul agak diluar pagar monas, sekelompok orang berpakaian dominan putih dan hitam, mengelilingi sebuah mobil besar bak terbuka yang memuat sound system. Sekilas nampak terbaca tulisan "hizbut tahrir indonesia". Terlihat banyak poster yang mereka bawa yang bergambar tokoh FPI, habib riziq dan gambar Munraman, mungkin mereka sedang akan aksi menuntut pembebasan dua tokoh FPI tersebut. Monas memang tidak pernah sepi akhir-akhir ini dari kelompok aksi dan demonstran yang menuntut kepada pemerintahan atas kebijakan yang diambil. Istana negara di depan monas tersebut nampak selalu ramai setiap beberapa sore hari belakangan ini dengan kelompok yang kontra dengan kebijakan pemerintah. Naiknya BBM, pemberian BLT, Buruh dan Guru yang menuntut gaji dan lain-lain.

Subhanallah, kelompok ketiga yang terakhir, ada segerombolan orang yang berkulit lain dengan bangsa kita. Orang bule. Mereka menumpang sebuah bis pariwisata yang mewah yang terparkir juga tepat didekat mobil demostran dan rentetan kendaraan pasukan polisi tadi. Tidak jelas tepatnya bule dari mana, timur atau barat yang pasti mereka gerombolan atau rombongan pelancong luar negeri yang memang sedang berwisata ke indonesia. Lengkap dengan pemandu dan tustel, kamera yang mereka bawa. Monumen nasional dan taman didepan istana merdeka memang menjadi tempat foto dan rekreasi yang menarik bagi turis mancanegara yang berkunjung ke jakarta.

Kekerasan, ketidakamanan, kerusuhan, akhir-akhir ini sedang marak. Entah apa penyebab timbulnya sifat buruk ini hampir secara serentak di masyarakat. Mungkin ada benarnya orang yang bilang kenaikan harga BBM sehingga masyarakat naik pitam dan banyak kekerasan. Entah kenapa masyarakat indonesia yang terkenal ramah bisa menjadi begitu buas dan beringas seketika. Seorang wanita yang sifatnya lembut ternyata menyimpan sifat buas seperti tergambar dalam kejadian geng nero di jawa timur sana. Seorang teman perempuan saya yang sampai terkejut amat sangat ketika didaerahnya yang sebelumnya aman namun suatu saat ia dirampok oleh beberapa pemuda, beberapa kelompok agama yang sama-sama mengaku agama islam dan selamat, sampai bentrok dan mengucurkan darah disuatu tempat (karena mungkin kesabaran atau kondisi yang saat itu memaksa untuk terjadi bentrokan)

Rabb, yang maha lembut, yang maha pengasih.. selamatkan kehidupan kami, tunjukan kami jalanmu yang lurus.
Rabb yang maha pengampun, jangan jadikan kebencian dihati diantara kami yang sama-sama yakin akan diriMu....

Weih.. dahsyat pagi tadi, melihat tiga kelompok yang bisa berkumpul tadi saya jadi masih menyimpan optimis, dan berjuta keyakinan bahwa setiap masalah nanti akan ada solusinya. Jakarta ini masih aman. Polisi akan terus bertugas dengan baik mengamankan jakarta dan mengayomi masyarakat dalam kehidupannya. Kelompok yang berjuang dan berkeyakinan untuk memajukan suatu perubahan akan terus dengan bijak menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah yang memang tidak 100% benar dan jauh dari kesempuranaan. Demostrasi dan aksi di jalanan yang juga semoga diikuti dengan aksi nyata dilapangan, ikut membangun masyarakat dan bangsa. Turis asing, orang-orang yang mengagumi keindahan indonesia dan Jakarta, akan terus berdatangan menambah devisa dan keuntungan bagi masyarakat indonesia juga.

mudah-mudahan...

Tuesday, June 17, 2008

Menyiasati Kegundahan Hati

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk menata hati dikala gundah. Karenanya, dikala suatu musibah dirasa berat, maka sebenarnya itu semata-mata karena kita belum mampu memahami hikmah dibalik kejadian tersebut. Atau kita masih beranggapan bahwa rencana kita lebih baik daripada rencana Allah.

Sesungguhnya ilmu kita yang teramat sedikit ini kerap kali diselimuti hawa nafsu yang cenderung menipu dan menggelincirkan diri. Sedangkan Dia, adalah Dzat yang maha Mengetahui segala-galanya. Sesuai firman Nya, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat burukbagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS.Al-Baqarah [2] : 216).

Oleh karena itu, bila datang suatu kejadian yang mencemaskan, segera kuasai diri. Jangan menyiksa diri dengan pikiran yang diada-adakan. Sehingga kita makin tersiksa. Kedua, segera kembalikan segala urusan kepada Allah. Yakinilah kesempurnaan sebagai jalan yang terbaik bagi kita.

Ketiga, jangan mendramatisir masalah. Masalah akan menjadi besar jika kita menjadikannya besar. Sebaliknya, masalah menjadi kecil jika kita menganggapnya kecil. Dengan demikian, tergantung dari seberapa pintar kita mengelola masalah.

Oleh karena itu saudaraku, kita harus berupaya istiqamah dalam membersihkan hati. Semoga hati yang bersih akan tercermin dalam wajah yang bersih. Mencerminkan hati yang tidak bersih akan terlihat dari wajah. Wajah merupakan cerminan dari kondisi hati. Orang yang bersih hati tampak dari wajahnya yang berseri-seri, ceria, murah senyum,kata-katanya baik, lembut, dan akhlaknya baik. Keindahan yang sesungguhnya akan terpancar dari dalam (inner beauty). Kunci agar dicintai Allah salah satunya dengan menjaga kebersihan hati, lisan, fisik, dan harta kita.

Sumber : Majalah Swadaya

Monday, June 16, 2008

Just giving once

Just giving once
but you telling every one you meet
Just giving once
you are always talking about it
Just giving once
act as doing good thing is your habit
Just giving once
Every body has known what you did

When giving with your right hand
Don't let even your left hand
Know the good thing that you did

When giving something, don't tell anyone
When giving something, keep that with you
When giving something, just you and Allah
Who know the good thing that you did

Snada

Thursday, June 12, 2008

hadist of the day

"Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin. Keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan. Hal demikian itu tidak akan terjadi, kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar. Itupun, juga merupakan kebaikan untuknya."

HR. Muslim

Monday, June 9, 2008

Gunung Gede Pangrango Via Selabintana (Sukabumi) Part 4

Entah siapa nama lengkapnya, tapi ketika kami berkenalan ia sebutkan namanya wouwou. seperti memanggil atau menyebutkan sesuatu, wau.. wau... lucu juga sebutannya, unik tidak seperti nama yang lain. tampangnya juga agak unik, rambutnya panjang sedikti kribo, tepatnya ikal stadium tinggi. wajahnya bersih, familiar, seperti wajah-wajah yang sering saya temukan di kota tempat saya kerja dan tinggal.

Wouwou ini kami temukan ketika kami tepat di tengah perjalanan menaiki gunung gede lewat salabintana sukabumi. saya sebut temukan, karena memang ia terdampar dan tergeletak lemah ketika di perjalanan menanjak. ia tidak sendiri, saat itu kami bertemu dengan kelompok pemanjat juga yang saat itu melalui jalur salabintana. kasihan, mereka berombongan sekitar 5 orang yang ternyata ada perempuan juga ikut disana. pengalaman saya naik gunung memang tidak pernah menyertakan perempuan, cerita teman yang lain klo membawa serta perempuan naik gunung sedikit lebih lama dan agak berat penanjakannya. mungkin karena banyak berhenti dan lebih sering kelelahan.

Saat itu si wouwou tenyata sengaja berpisah dari rekan-rekannya yang satu rombongan tadi. kami kenali terakhir mereka tenyata satu rekan dan temanan satu universitas. teman kuliahan sepertinya. Wowou yang mungkin paling kuat diantara mereka sengaja ikut berjalan bersama rombongan kami duluan untuk mencari pertolongan di atas puncak gunung sana dan mendapatkan sumber mata air. iya, air. saat perjalanan itu pun rombongan kami, pasukan ragenah, bener-benar juga berjuang dalam panjangnya perjalanan dengan sedikit bahkan habisnya perbekalan air. Hanya permen dan gula jawa yang jadi peneman keringnya tenggorokan kami.

"wah, yang kufikirkan cuma bagaimana caranya aku bisa selamat sampai bogor lagi... " klo kata mas aji sang dosen.
"ini tumbuhan mana yang bisa ku makan dan kujadikan sumber air minum.." yang terbayang dibenakku saat itu.

Dahsyat memang, bayangkan... kurang air, jalan panjang berjurang, terjal serta dibayang-bayangi kecupan PaCET... jadi perjalanan terseru kami menaiki gunung gede pangrango.

Balik lagi ke si Wouwou tadi. Anak Depok yang kerja dijakarta ini akhirnya ikut rombongan kami. ia tidak sendiri dari rombongannya, berdua dengan seorang lagi, yang tidak begitu ku kenal namanya, ikut juga bersama kami.

Kebersamaan Penuh hikmah

Cerita bertualang naik gunung berombongan bukan jadi hal yang aneh. yang agak aneh klo naek gunung sendirian, atau maksimal cuma dua orang. perjalanan kemarin ke gunung gede menjadi menambah perbendaraan hikmah di benak kami, saya khususnya betapa kebersamaan itu penting, apalagi dalam menanggung beban yang sama.

rombongan pendaki gunung bisa jadi adalah salah satu contoh praktis keeratan hubungan dan interaksi yang nyata diantara rombongan di dalamnya.

subhanallah, naek gunung jadi contoh bahwa menanggung beban masalah itu harus dibagi-bagi. Ada yang bawa tenda, bawa kompor, bawa mie dan bahan makanan, adayang bawa air, ada yang bawa telor asin... :) (yang terakhir out or order...). Iya, kepentingan dan kebutuhan bersama kami bagikan ke masing-masing ransel orang sehingga tidak terasa berat dan semua kebutuhan terbawa.

subhanallah, naek gunung jadi bukti betapa kesabaran dan kesetiaan seorang teman dengan teman yang lain. Ketika pipin, terkena pacet dan berteriak... semua teman yang berjalan di atasnya berhenti. atau ketika ada teman yang capek dan lelah serta minta berhenti, semuannya stop dan ikut berhenti. menunggu dan rela berjalan bersama agar semuanya selamat.

"woi, perut mules... Tissue... " si iteng juga minta berhenti. Jawaban yang laen?
"walah jauh-jauh yuk... :)) kita tinggalin aja ... :D

Dan subhanallah... ketika kami naek gunung lewat salabintana kemarin pun. Wowou jadi salah satu bukti kebesamaan antara pendaki gunung. Bayangkan orang baru kami kenal. tapi satu nasib naek gunung, kami akhirnya jalan bersama. berbagi air, berbagi senter (meski ilang ya mas gatik.. :(( ) berbagi air panas dan berbagi cerita yang lain.

alhamdulillah, akhirnya sampai juga di mata air cileutik...

... bersambung
wawau, ra genah, tetap kompak dan sehat sehat ya....



****

Wednesday, June 4, 2008

Moral dan ahlaq

Dahulu ketika di sekolah dasar, masih teringat ada pelajaran pendidikan moral pancasila, yang disingkat PMP (baca:pe-em-pe). Dahulu juga ketika sembari sekolah dasar, saya juga ikut sekolah agama, juga teringat saya belajar ilmu ahlaq. Waktu seusia itu juga saya sering mendapatkan nasihat dan perilaku contoh dari orang tua untuk selalu menghormati dan bersikap yang baik di rumah atau dimanapun.

PMP memang sebatas pelajar di sekolah dulu dan masih teringat dibayangan ketika pelajaran ini hanya identik dengan soal-soal pilihan ganda yang kalau ingin jawabannya benar maka pilihlah jawaban yang paling panjang. Dan pernah dulu karena saya salah menjawab, waktu sekalinya itu saya mendapatkan nilai 6 di raport. Di sekolah agama, materi ahlaq saat itu yang teringat dibenak saya hanya bagaimana sebisa mungkin membaca arab gundul, atau arab malayu. Arab melayu adalah bahasa indonesia yang dituliskan dengan bahasa arab, contohnya saya menuliskan huruf dal, mim, dan nun untuk menggantikan kata dimana. Gampangkan? tetapi jadi susah kalau katanya sudah lebih rumit, seperti kalau ada kata dengan huruf dal dan nun saja, saya harus pilh ini bacanya dan, deni atau dani..?

Wuih... report memang kalau belajar, susah dan sulit. nilainya juga sulit. Dan terfikir juga betapa sulitnya ternyata membentuk moral dan budi pekerti ini. Sulit rasanya untuk membentuk diri ini menjadi manusia yang berbudi dan berpekerti yang sempurna....

PMP dan pelajaran ahlaq ini menjadi contoh bahwa saya harus banyak belajar. belajar berusaha dan terus berproses membuat impian menjadi manusia yang berbudi baik akan menjadi nyata. karena agama, kehidupan dan lingkungan sekitar kita pun pasti menuntut dan mengharuskan kita untuk baik dan mengelola semuanya dengan baik.

..."sesungguhnya aku diutus kedunia ini hanya untuk memuliakan ahlaq.." sabda Rasulullah saw.

astagfirullah...

Tuesday, June 3, 2008

Gunung Gede Pangrango Via Selabintana (Sukabumi) Part 3

"aku pegel2 dan ga enak badan nih... "
"...wah badan ku panas dingin..."

Percaya ga percaya, ketika menghadapi sesuatu hal yang baru dan kita kurang informasi terhadap hal tersebut kita pasti akan ketakutan. Setidaknya sedikit ketakutan. Dan mungkin bagi orang yang terbiasa menghadapinya, ketakutan itu ia atasi dengan persiapan.

Sama dengan perjalanan kami ke Gunung gede, jalur salabintana yang baru ini, adalah jalur pertama kali kami lalui. semua persiapan kami lakukan dengan sematang mungkin. barang, uang, fisik, mental, semuanya kami list dan kami kumpulkan. sampai-sampai browsing info di internet pun kami lakukan untuk mencari informasi tentang jalan ini. Ketakutan akan gambaran jalan yang belum jelas dan panjang terbayang di benak kami.

"iya... aku sampe kebawa mimpi... tambah teman kami yang lain.

Dahsyat, subhanallah.. ketika pertama kali kami menaiki gunung gede dengan jalur yang baru, memang berbeda dengan jalur yang lain. di jalur Salabintana ini, kiri atau kanan kami langsung disuguhkan dengan jurang jurang atau lembah yang cukup curam. Tidak seperti di gunung putri dan jalur masuk kebun raya cibodas, jalur di Salabintana selain plus jurang, jalannya juga relatif lebih sempit.

Tapi, indahnya, subhanallah karena kami terpaksa menempuh jalan siang hari, kami bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat pemandangan yang sungguh indah diatas jalan setapak di tepi jurang. Pepohonan yang hijau, lembah yang penuh dengan semak belukar yang juga mengeluarkan bunyi air sungai yang mengalir. Bunyi air ini yang masih terus kami dengar sampai pemberhentian perjalanan kami di pos pemberhetian yang pertama, tidak kurang dan lebih dari 15 menit dari awal kami menaik.

Ketakutan kami yang lain, kami mendapatkan informasi bahwa jalur ini adalah jalur PACET. memang sudah bisa dibayangkan, jalur yang masih baru, pasti masih asli tanah, belum ada batu atau kayu yang membantu membentuk jalan. dan jalan yang bertanah akan menjadi tempat yang subur untuk tumbuh dan berkembang binatang tanah, cacing, lintah. Pacet salah satunya...

Tepat setelah mencapai pos pemberhentian pertama, di perjalanan berikutnya kami temui mahluk yang menjadi bayangan fikiran kami ini.

"Woiii, gua kena lintah... " Pipin jadi korban pertama. Teriakannya membuat langkah kami semua terhenti dan langsung mendekat padanya.

Bayangkan, ternyata lintah ini masuk dan menghisap kaki si pipin tepat diatas lutut kanannya. darah segar mengalir dan menembus celana panjang teman kami yang satu ini. Memang bercelana panjang tidak menjamin kami aman dari gangguan di perjalanan. tapi ini adalah langkah yang paling aman untuk melindungi kaki kami. Berkaus kaki tebal jika menggunakan sendal atau memakai sepatu tebal sama sekali.

Obatnya ternyata sangat mudah, lintah dan pacet akan melepaskan sendiri dari kulit kita jika ia diolesi atau dibasuhi dengan air ramuan tembakau. Satu botol air tembakau yang kami siapkan saat itu. tembakau yang lain sebagai cadangan kami simpan di dalam tas.

Beberapa teman terkena pacet dikakinya, tapi alhamdulillah, ramuan tembakau manjur dan membuat pacet tersebut tidak terlalu parah menyedot darah kami. Saya sendiri korban paling banyak. Wuih, ada tiga setidaknya pacet yang mampir dan minta sumbangan darah saya. :) mudah2n darah yang terambil memang darah sisa yang kotor yang memang tidak saya perlukan.

...


Bersambung...
(pacet dan jurang masih berlanjut terus membayangi fikiran kami...)