Wednesday, March 19, 2008

Tamu istimewa

Andaikata Rasulullah SAW menjadi tamu kita Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita........

Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, Apa yang akan kita lakukan ? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita. Beliau tentu tersenyum.

Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam. Beliau tentu tetap tersenyum.
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa.
Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu. Beliau tentu tersenyum.

Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita ? Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Sholawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita. Beliau tentu tersenyum........
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Power Rangers atau Kura-kura Ninja. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang Shalat.
Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW. Beliau tentu tersenyum........ Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita ?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi. Beliau tentu tersenyum........ Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi.
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur'an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. Beliau tentu tersenyum.......

Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita. Betapa senyum beliau masih ada di situ........

Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita...... Apa yang akan kita lakukan ? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita ? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu. Maafkan kami ya Rasulullah.... Masihkah beliau tersenyum ? Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir.....Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah.

*** dr postingan d sebuah milist

allahummashalli 'alaa muhammad...
11 rabiul awal 1429 H

Monday, March 17, 2008

Berdakwah dengan melayani


"wuih alhamdulillah, dapet 60 orang...." kata ka budi di tempat istirahat setelah selesai acara itu.

Ya, mudah-mudahan ada 60 orang juga yang saat itu bisa terkontrol kesehatannya. dan yang pasti ada 60 orang juga yang bisa mengenal sedikit banyak calon pasangan gubernur pemimpin provinsi kami nantinya, insya allah...

melayani masyarakat memang penuh suka dukanya. dengan peralatan seadanya, kami pagi minggu itu berangkat dan beraksi di lapangan kota kami. Sebuah tenda lipat, 5 buah kursi, 2 buah stetoskop dan tensi meternya, dan sebuah pengeras suara, pagi itu kami ikut meramaikan penuhnya lapangan sempur bogor.

pagi itu kami datang agak terlambat ketempat tujuan, subhanallah, lapangan sempur sudah penuh dan tumpah ruah dengan masyarakat yang berolah raga, berbelanja atau sekedar berjalan-jalan pagi. Kami jadi sedikit kesulitan mendapatkan tempat yang strategis untuk ikut mendirikan tenda dan menggelar tikar disana.

"ibu-ibu, bapa-bapa, akang, teteh, mamang, adek, mas mba... silahkan mampir di tenda kami. ada pemeriksaan dan konsultasi gratis...." seru salah seorang teman kami di samping tenda.
Meski agak becek tempat sekitar kami saat itu, alhamdulilah beberapa orang pengunjung lapangan sempur ikut singgah di tenda kami. dahsyat, cuma modal toa, ada juga yang sudi datang dan mampir.

saya ga tau pasti apa keluhan kebanyakan para pengunjung waktu itu, yang nampak terlihat, subhanallah pasien pengunjung benar-benar antusias bertanya dan mengeluhkan penyakitnya pada dokter kami saat itu. akrab, hangat seperti matahari pagi itu yang benar-benar lepas menyinarkan sinarnya.
Pa dokter, subhanallah, sampai berpanas ria dan berlelah mengobral kecap melayani para pasien sampe jam 9nan kurang lebih pagi itu... mudah2n allah balas dengan yang lebih baik.

"iya pa, mudah2n hade juga ahlak, kemampuan dan kepemimpinannya... " saya cuma bisa berkata seperti itu di minggu pagi yang ramai tersebut.

Aksi pelayanan kemarin memang bukan aksi biasa. beberapa minggu ini kami memang berniat juga menjual dan mengenalkan siapa nanti yang bisa terus memimpin dan tentunya melayani dengan rutin masyarakat di provinsi kami.
Klo teman yang lain ada yang berdirect selling. senang bisa menyentuh masyarakat lagi, bisa mendengar keluhan mereka, bisa merasakan kesulitan dan ikut melembutkan hati ini.

"masih banyak yang kekurangan... alhamdulillah badan dan jiwa ini masih allah sehatkan..."
gumam saya dalam hati.

***

Berdakwah memang berarti melayani juga. mengajak bukan hanya kepada kebaikan. kepada kesehatan, kebersihan hidup juga bagian dari dakwah. dan berdakwah harus dilakukan sepanjang masa. saat sempit, maupun saat lapang...

allah, jangan kau biarkan hati kami menyimpang setelah kau berikan petunjuk kepada kami...
mo lihat profil calon gubernur kami lebih lanjut :
mo lihat contoh berdakwah yang lain :

Tuesday, March 11, 2008

Best Enterpreuner... (2nd Year BengkelStatistik)

dua tahun berwirausaha,
dua tahun juga gagal.

24 bulan belajar mandiri,
24 bulan juga tertatih di pengharapan orang lain

4 semester berkarya,
4 semester juga mengkoreksi pekerjaan diri.

521 hari merenung mencari kreativitas,
521 hari juga menyesal selalu merasa gagal.

12288 jam bangga akan milik sendiri,
12288 jam juga selalu iri dengan milik orang lain.

***

dahsyat, subhanallah 11 maret hari ini sudah dua tahun membawa dan memiliki nama best (bengkelstatistik). Pin, tyo, roy, mas rendro mungkin masih ingat ketika awal dulu ikut bingung cari cara pasang iklan di koran kampus dan bagaimana berinteraksi dengan para mahasiswa dalam mengolah data. dulu inget lagi mempromosikan acara pelatihan, juga lagi diundang untuk jadi pembicara di acara training yang diadakan oleh himpro anak-nak manajemen ipb, bingung juga mikirin berapa fee yang layak untuk diberikan kepada kami.

masih kebayang betapa susahnya jadi orang yang dikira pinter oleh orang lain ketika dulu, jadi orang yang dianggap ahli statistik, padahal bayangan sebenarnya klo dari IPK mungkin kami cuma setengah ato kurang bahkan mungkin dari klien kami. klo pipin bilang "mal praktek dikit lah..", klo tyo ma yang lain "gile mpe kringetan jadi asisten lab pelatihan lisrel.."

But, subhanallah, pd aza waktu itu. pelajaran mempraktekan hasil belajar, pelajaran bertemu dengan orang lain dan berkomunikasi dengan dia, pelajaran tambahan untuk ilmu dan analisis yang belum di dapat jadi penyemangat kami saat itu.

Terbayang juga betapa nekatnya kami mengeluarkan sejumlah modal, yang cukup besar demi memiliki base camp, yang bisa jadi tempat berkarya dan juga sambil berteduh karena sudah tidak adalagi kosan saat itu, roy sampe pinjam mamang dan temannya, mas rendro sampe motong tabungannya, tyo juga hasil begadang lemburannya yang terus teriris, pipin yang jadi susah nabung buat nikah, saya yang juga terpaksa mengirit jajanan dan tabungan dari orang tua, ... yang kesemuanya belum bahkan hampir ga ada kembaliannya kelebihannya sampai saat ini klo dalam bentuk uang. jadi sedikit lilitan hutang yang sampai saat ini pun kami belum yakin bagai mana cara membayar dan menggantikannya.

cuma spirit, kebanggaan dan ilmu tambahan yang sampai saat ini kami dapatkan. ya hanya kekayaan spritual yang kami dapatkan. pengalaman, kenalan dan ilmu yang lain yang bisa kami dapatkan. Pipin bisa tambah kemampuan komunikasi dan penyampaian publiknya lewat trainner, tyo jadi bisa banyak belajar ngatur, marahin, sebel dan ngiri sama keuangan, roy yang semakin mengasah kemampuan teknis komputernya, saya yang alhamdulillah dapat sedikit pelajar tentang membuat dan mendisain sebuah publikasi, adalah bagian lain yang kami dapatkan dari kebersamaan dan menjalankan lembaga ini. Dan kemampuan untuk saling faham dan mengerti yang kami dapatkan dari kebersamaan tim ini.

dahsyat, senang juga rasanya bisa ikut mengajak adik kelas serta teman yang lain, bahkan adik kandung sendiri (wawan alias pipin setengah) untuk ikut bergabung dan merasakan bagai mana pahit getirnya berwirausaha.

ihsan, ceria, wawan, inal, novera, dodi, kusnadi, anton, melisa, wiwit mbambang, jadi kebagian susah, berat dan senangnya menjalankan lembaga ini. blom bisa banyak bantuan materi yang didapatkan oleh mereka, bahkan terkadang cuma omelan, suruhan, celaan, omongan kekecewaan dan janji-janji yang belum bisa terlaksanakan.

Tapi, ini wirausaha yang sesungguhnya. hasilnya memang belum bisa dirasakan banyak, cuma hilangan waktu dan penghabisan tenaga yang dilakukan yang juga hanya dibalas dengan sedikit pengalaman dan hasil materi. wira usaha yang hanya menjanjikan kemandirian dan kekuatan serta kemampuan kehidupan mandiri yang tenyata tidak bisa didapatkan dari aktivitas yang lain, setidaknya kebebasan kemandirian yang bisa dirasakan.

Mimpi untuk mandiri sendiri, dan bisa berbuat lebih banyak bagi kreativitas diri itu yang sampai ini saya rasakan dari beraktivitas berwira usaha, setidaknya mudah-mudahan untuk teman-teman semua dan adik-adik semua. yang berjiwa lemah dan malas bisa tertempa dalam aktivitas ini. malas kan merugikan diri sendiri dan lemah jiwa akan berimbas pada lemahnya juga imbalan yang kita dapatkan.

..."sesungguh cuma pribadinya sendiri sesorang ato sebuah kaum yang bisa merubah kadaan dirinya sendiri..." (Al-Quran Ar-Ra'd 13)

mimpi dan jalan itu masih panjang. selagi kesempatan masih allah berikan untuk hidup dan berkarya, tekad ini masih kuat. kemalasan cuma jadi syetan yang lemah yang coba membisikkan di hati kami. dan tentunya kesyukuran dan bimbingan allah yang selalu juga kami harapkan langgeng yang bisa terus membuat aktivitas kami tetep berkah dan jadi nilai ibadah.

Best crew... tetep semangat ya... cari dan sebarkan ilmu sebanyak dan seluas-luasnya.... be the best enterpreuner...

wallahu'allam, alhamdulillah, astagfirullah....

degum alias deny gumbira
(Bengkel statistik-Quality and Resource Development Manager)

*** maret 2008

Kretaku tak berhenti lama....

naek kereta api tut... tut.. tuut
siapa hendak turut....

dulu ketika kecil sampai usia kuliah, saya selalu bermimpi ingin naik kereta. Ya, sejak dulu seingat saya baru pertama kali naik kereta ketika menginjak bangku kuliah. Bayangan bepergian jauh dengan menyusuri rel diatas kereta saat itu selalu terngiang... bagaimana rasanya ya naik kereta.

subhanallah, masa kuliah membuat saya diberikan allah kesempatan untuk mencoba banyak hal. termasuk impian yang satu ini. kerea api listrik jakarta bogor. beberapa kali saya menaikinya untuk tujuan jakarta dari bogor. Masih terbayang jelas dahulu diajak oleh seorang kaka kelas naik kereta listrik (Krl) ini ke jakarta dan turun di stasiun cawang, transit sebelum ke senayan untuk lihat islamic bookfair ke 2 waktu itu.

Berdiri.

kesan pertama naik kereta waktu itu "penuh...". sejak awal naik krl dari stasiun bogor kami berdiri dan tidak kebagian tempat duduk. sempat dapat tempat duduk ketika sampai di stasiun depok, namun seorang ibu dan anaknya waktu itu naik dan mendekat ketempat kami sehingga memaksa dengan ikhlas kami untuk berdiri kembali.

allah, saya selalu bilang memaksa berdiri, karena sampai saat ini saya yakin sang ibu dan anak yang lemah itu jadi ladang pahala buat saya yang Kau siapkan, jika mereka duduk dengan dan sangat sayang jika kesempatan ini dilewatkan begitu saja...
duduk?... di tempat lain masih bisa untuk duduk....

kesan yang lain semenjak dari saat itu sampai sekarang jadi roker (rombongan kereta) banyak sekali yang susah untuk dituliskan. selain berdiri, terlambat datang, mogok, ketinggalan karcis, kenalan dengan kelompok-kelompok arisan kreta, ngiri naek krl ekspress pakuan, masih banyak lagi pengalaman yang lain.

termasuk tadi pagi. kesan yang kembali terngiang di benak saya ketika kereta listrik pagi mogok. subhanallah aktivitas rutinan saya berangkat pagi ke jakarta pagi itu jadi penuh dengan kesan, yang pastinya juga penuh keringat.

Allah berkuasa memang menjadikan sesuatu bakal mogok, termasuk kereta. yang harus jadi banyak pemikiran dan hikmah oleh siapapun yang terlibat di perkerta apian tersebut. PT kereta, para penumpang, tukang asongan, petugas loket harus banyak-banyak istighfar.

''ga tanggung-tanggung mas, dahsyat kereta yang terhambat ampe 5 ato 6 kereta... harus masuk muri nih..." kata seorang bapak disebelah ku digerbong yang sama.

yang terbayang memang cuma, harus ada perbaikan. beberapa usaha yang dilakukan PT kereta api memang sudah nampak. penertiban tiket, penjagaan yang ketat, penambahan inovasi kereta ekonomi ac, tapi jalannya masih panjang, yang harus terus di lakukan. msih banyak kekurangan disana sini. macet, mogok, sering terlambat, mati,...

saya sebagai pengguna cuma melihat dan bersabah terhadap terus dilakukannya perubahan. terkadang ikut juga naek ekonomi ac, terus bayar tiket, tertib dan antri di gerbong, ga pernah nek atas gerbong (padahal kayaknya seru...). dan masih banyak penumpang yang lain yang lebih sabar dan selalu melihat kinerja krl, meskipun sering juga sedikit cerewt mengumpat.

"saya dari tahun 77 mas dah naek krl, dari tiketnya cuma sratus rupiah... " kata seorang bapak waktu saya tanya disebuah stasiun. subhanallah.

ya, tinggal waktu, kesabaran, kekompakan, kesaling mengertian saja yang insya allah membuat kereta listrik ini akan terus berjalan, setidaknya itu menurut saya. karena waktu, kehidupan, amal shaleh, pekerjaan, manusia, alam, selalu bergerak. tidak pernah ada yang berhenti. dan senang rasanya ketika bisa melihat pergerakan kehidupan, amal serta manusia-manusia tersebut berjalan secara lancar dan penuh dengan manfaat. temasuk kereta yang harus terus jalan di relnya.

"siapa hendak turut..."
"kreta ku tak berhenti lama...."

***

Monday, March 10, 2008

Pertemuan dengannya

bertemu dengan kekasih hati atau orang yang spesial di hati memang sungguh luar biasa. momen dan kesempatan yang selalu ditunggu. pertemuannya akan selalu diingat dan serasa ingin kembali diulang lagi.

kekasih dan orang yang paling dekat dengan hati itu tentunya orang yang luar biasa. istimewa, sempurna, dan mempesonakan kita. setiap tingkah serta sikapnya selalu kita amini dan yakini sebagai sesuatu yang indah, baik dan layak kita tiru.

seperti kemarin lusa, sabtu tgl 8 maret, ketika itu saya pergi ke islamic book fair ke 7 di istora senayan jakarta. allah pertemukan saya dengan aa hadi. (bukan narsis baru pertama kali ketemu artis aza girangnya minta ampun... tapi mang iya sih ... :)) )
Sore itu saya memang meniatkan diri untuk membeli sebuah kerudung, jilbab bandung, tepatnya untuk dijadikan hadiah buat ibu di rumah.

"mas kembaliannya jangan lupa..." setengah kaget ternyata yang menyerahkan uang nya adalah aa hadi sendiri.
"iya, itu untuk ongkos pulang... " jawab saya
"oo, klo gitu sini aa tambahin... " si aa sambil tersenyum, dan ternyata seorang wanita berjilbab disebelahnya juga ikut tersenyum sambil memberikan jilbab pada saya... adalah teh ceuceu kirani. subhanallah....

si aa dan si teteh ceceu kirani ini sering saya lihat beberapa kali dalam sebuah acara siraman rohani di sebuah stasiun televisi. subhanallah acaranya bagus dengan kemasan yang menarik. membahas topik-topik sederhana, simple namun penting. tentang kehidupan keluarga sehari-hari, tentang ibadah shalat dhuha, memanggil panggilan adzan,... subhanallah banyak lagi yang lain yang setiap saya lihat episodenya benera-benar menarik.

si aa mengingatkan saya kepada orang yang lebih dan maha sholeh, orang yang super terkenal dan selalu menjadi tempat dihati seorang muslim, setidaknya selalu disebut oleh orang-orang muslim di seluruh dunia. rasulullah salallahu 'alaihi wasallam, manusia maha sholeh dan paling mulia kehidupannya... aa hadi jadi tokoh idola yang sedang menuju perilaku rasul, setidaknya itu fikiran sempit saya.

bayangkan klo seandainya ketemu dengan orang mulia ini, di akhirat nanti...
"den, ini amalan sunnah mu...
"ya rasul cukup buat masuk surga?...

jadi inget betapa amalan sunnah yang dikerjakan sedikit sekali. susah, berat bahkan malu untuk melakukannya. lebih senang mendengarkan lantunan lagu cinta. susah sekali rasanya untuk selalu melantunkan al-quran di setiap kesempatan, jauh sekali rasanya hati ini dari keikhlasan.
cuma semangat untuk selalu berharap kebaikan dari allah yang biasa kulalukan. berusaha untuk bersyukur dan berprasangka baik terhadap kenyataan dan kehidupan yang diberikan.

subhanallah, mudah2n rasul berkenan bertemu juga dengan saya dengan wajah penuh senyum dan sudi memberikan syafaatnya buat saya...

"ya udah, ini saya kasih safaat untuk mu den...."

ya allah, mudah2n kata itu yang kan ku dengar dari rasul mulia

aamiin...

Sunday, March 9, 2008

Ra Genah Again (Saras wedding)

Sebenarnya malas melakukan aktivitas bersama pasukan ra genah klo seandainya tidak ada berkah didalam aktivitas yang kami lakukan. sungguh, sebenarnya sangat mulia jika aktivitas yang kita lakukan penuh dengan berkah. Ga penuh dengan berkah, bahkan setidaknya didalamnya mengandung butiran hikmah yang terus menyadarkan kami akan keagungan dan kebenaran kekuasaan allah kepada kehidupan kami khususnya.

dahsyat, aktivitas yang kami sadar penuh dengan kehikmahan dan keberkahan, kembali kami lalui. menghadiri walimahan seorang teman. Teman yang sudah cukup lama kami kenal, kurang lebih kami kenal memang sejak kami disatukan untuk belajar ilmu yang sama, yaitu statistika. Ya, Saraswati, statistika 38, penganten wanitanya, dan Rangga mukti, statistika 36 penganten prianya.

"nyo kite nonton ondel-ondel, nyo....!!!"

wuih, adat betawi!!! memang kedua pasangan berbahagia kemarin keduanya orang jakarta asli, alias orang betawi asli. lagu ondel-ondel dari suara bang ben (benyamin) hari itu terdengar terus sepanjang kami hadir di tempat pernikahan itu. baju penganten, juga betawi banget. yang paling kentara adalah rumbai-rumbai cadarnya sarah dari besi ato kawat ato apa gitu, yang selalu teringat ketika ada penganten betawi nikah. rangga dengan bersahaja berbaju kurung ato gaims panjang berpeci sedang yang keseluruhan bernuansa biru. dahsyat , subhanallah anggun, adem, tenang, ceria, meriah namun tetap bersahaja.

"ka, barakallah ya, mudahan pernikahannya berkah...
"saras selamat ya...."

memang dari awal berangkat saya cuma pengen ngucapin doa itu. plus, pengen juga dapet berkahnya nikah. berkah yang saya impikan juga bisa ikut serta jejak mereka melanjutjan kehidupan kejenjang selanjutnya... iya... pengen nikah juga....

"ka, doain biar cepet nyusul juga ya,... saya ucapkan setelah makan, foto dan pamit untuk pulang.

yang juga ikut jadi berkah perjalanan kami ke pernikahan kemarin, yaitu berkah silaturahmi. subhanallah... hampir mayoritas ketika kami datang ada setidaknya dua angkatan belajar statistik yang hadir ketika acara kemarin, ya STK 38 dan STK 36. mas ari, mas jihad, mas citra, mas endang, mas yoyo.. mbanya ada mba yesi, mba ani, mba... (maaf adalagi cuma agak lupa euy...)
Beu, semuanya alhamdulillah dah punya pasangan masing-masing, bahkan mas citra ama mba ani dah dikarunia momongan. allah mudah2n pada sholeh-sholeh anak-anaknya...

berkah terakhir... ya, tulisan ini... semoga menjadi penyemangat, pengingat, pemenuhan syukur atas kenikmatan allah buat kehidupan saya.

buat para ra genah yang lain, oyo pada nyusul yu... (mas gatik mo yang kedua? beu....)
kita cari dan buat momen keberkahan yang lain...

***