ketika di tengah perjalanan di suatu desa, kedua orang itu ditegur oleh penduduk disana :
"kejam benar engkau wahai anak, orang tuamu yang sudah tua dan kelelahan tua itu kau paksa biarkan berjalan. sementara dirimu enak-enakan saja duduk diatas unta" ujar seorang penduduk
mendengar perkataan penduduk tersebut, sang anak berfikir dan juga mengiyakan. ia sungguh telah berbuat dzolim terhadap ayahnya.
akhirnya ia turun dari unta tua tersebut dan berganti menuntun unta ersebut selama diperjalanan.
memasuki desa berikutnya, kedua orang tersebut kembali mendapat cemoohan dari penduduknya. kali ini sang ayah yang mendapat teguran.
"orang tua yang tidak tahu diri, kenapa kau biarkan anakmu yang masih lemah berjalan, sementara dirimu yang lebih kuat hanya dengan enak menunggangi untamu? Tidakah kau merasa kasihan?"
mendengar perkataan penduduk tersebut, sang ayah fikir dan juga mengiyakan. ia sungguh telah berbuat dzolim terhadap anaknya.
Akan tetapi mereka bingung, saling mempersilahkan, karena mereka risih jika harus di perhatikan oleh orang-orang desa yang mereka lalui.
alhasil, mereka naik bersama ke atas pundak unta yang sudah cukup tua tersebut. dan ternyata benar mereka mendapatkan kembali cemoohan dari orang
"manusia-manusia tidak memiliki belas kasihan, masak unta yang kelelahan harus dipaksakan untuk berjalan malah harus dinaiki berdua lagi.." kata penduduk berikutnya.
akhirnya ia turun dari unta tua dan apa yang mereka lakukan? mereka berduaan menuntun unta ersebut selama diperjalanan.
kembali memasuki desa berikutnya, kedua orang tersebut diperhatikan oleh para penduduknya. Penduduk desa tersebut keheranan kenapa ada orang yang bepergian jauh sementara hewan kendaraannya tidak mereka tunggangi.
"tidakah kalian kecapaian jika harus pergi jauh sementara kalian dengan bodohnya menuntun saja unta kalian? Mengapa tidak kalian tumpangi saja?" sapa salah seorang penduduk di desa tersebut.
kedua orang ayah dan anak itu pun kembali berfikir keras dan semakin kebingungan. dinaiki salah, di tuntun salah lalu apa yang harus di perbuat ??.
"benar juga orang tersebut, betapa bodohnya kita,...
****
kisah ini mungkin sudah lama didengar dan diketahui oleh kita semua. tapi subhanallah, setiap kali denger cerita ini arti dan maknanya menjadi semakin mantap. Keinginan serta motivasi untuk menjalankan ibrah dari kisah tersebut seperti terbaharukan lagi ketika berbeda kondisi dan siapa yang menceritakan.
pertama, hidup memang harus percaya diri. ucapan orang lain adalah penyemangat saja bagi kita, bukan orang lain yang melakukan. Terus berkarya dan berbuat semampu kita.
kedua, satu hal yang juga ingin disampaikan lewat kisah ini adalah bahwa kita memang manusia. yang seharusnya harus lebih tinggi derajatnya dari binatang.
wallahu'alam..
rabb, ihdinasshiraathal mustaqiim
tunjuki kami jalanmu yang lurus...