Thursday, June 19, 2008

Kretaku tak berhenti lama.... (3rd Edition)

Citayam, Pa Yos, pulang malem...

Stasiun Citayam stasiun unik. Stasiun yang jauh dari keramaian, tidak seperti stasiun lain yang besar seperti depok, bogor atau pasar minggu. Tapi stasiun citayam stasiun adalah terindah yang pernah saya lihat. Stasiun citayam, stasiun terakhir sebelum depok yang selalu menjadi penyuplai penumpang kereta terakhir berangkat sebelum ke kota ketika berangkat pagi menuju tempat kerja.

Suara musik dari penjual vcd dan dvd musik atau film menemani telinga malam itu. Musiknya tidak karuan, dari mulai musik keras sampai musik yang lembut semuanya terputar. Mungkin lagu medley dan remix disko plus jaipongan yang diputar hampir selama beberapa jam saya menunggu di stasiun citayam. Berpindah dari lagu yang satu ke lagu yang lain yang kadang tidak pernah sampai selesai diputar. Telinga jadi terbiasa mendengarnya dalam beberapa jam itu. Terfikir saat itu betapa indahnya jika yang diputar adalah suara murattal dari syaikh al-matrud atau as-syatiri, pasti malam itu lebih teduh. Tidak seberingas musik medley dan mudik dangdut remix yang mendesak-desak di dada.

Citayam, stasiun sederhana yang hanya di lalui oleh dua rel kereta api. Satu arah utara ke arah Jakarta dan satu jalur yang lain arah ke selatan menuju bogor. Letaknya agak tinggi diatas permukaan yang lain. Sepertinya staisun ini merupakan stasiun diujung lembah yang tinggi dimana pintu masuknya di depan lembah tersebut. Nampak jika berdiri ditengah stasiun menghadap ke arah barat ada sebuah danau yang terhampar diantara perumahan di dekat stasiun citayam. Tidak terlalu luas, namun nampak indah karena memang jarang ada wilayah yang bisa terdapat didalamnya sebuah danau di kota kami ini. Malam itu nampak danau begitu indahnya dihiasi dengan pantulan sinar lampu rumah dan lampu penerang jalan yang terilhat diatas permukaan airnya. Pernah lihat pemandangan dipinggir pantai di atas vila atau bungalau diatasnya? Mungkin sedikit seperti itu tadi malam, subhanallah

Pa Yos, malam tadi mentraktir saya makan dirumahnya. Sekitar 2 km dari stasiun citayam. Subahanallah, orang yang bersahaja, murah senyum dan baik hati. Saya diajak kerumahnya untuk mengecek kerusakan computer pa Yos yang baru saja tidak lama ia beli. Rumahnya sederhana, hanya beberapa ruang saja, tapi isinya seperti menunjukkan bahwa isi hati pa Yos lebih dari biasanya. Alat elektronik, Tape, computer, TV yang besar. Pa Yos melek teknologi… Pa yos orang yang sadar bahwa memanfaat teknologi adalah sesuatu hal yang baik.

Meski Cuma buat ngetik sama muter vcd musik, mas deni…” Katanya.

Wuih, malam yang cukup larut untuk pulang kebogor, tapi dalam juga maknanya, benakku berfikir terus seperti itu. Senang bisa singgah mencari informasi baru di tempat yang baru dan berkenalan dengan orang yang baru pula.

Citayam, malam itu juga jadi tempat terindah disepanjang perjalanan saya menggunakan kereta. Ditemani pa Yos, musik dangdut remix dan beberapa penjual buah2an murah di akhir sore menjelang malam.

Alhamdulillah pulang juga….

2 comments:

Anonymous said...

benarkah ada danau? perasaan mah dari luar kaya stasiun2 yang lain. ternyata salah..

The-Goem (Degum) alias Deni Gumbira said...

ada fit, klo liat ke arah kiri (barat) waktu jalan ke jakarta. Mangkanya berdiri geura, tong calik wae ... :D