Arifin Ilham berasal dari Banjarmasin. Arifin ilham adalah tokoh Indonesia yang gencar menyeru untuk selalu berdzikir. Saking gencarnya beliau menyerukan dzikir, di TV, majelis ta'lim, masyarakat luas, akhirnya ia dipanggil sebagai kiayi.
Dzikir adalah mengingat Allah. Ada pengertian khusus dimasyarakat tentang dzikir, yaitu menyebut asma-asma Allah, dan bacaan yang lainnya ketika shalat. Atau biasa disebut dzikir setelah shalat. Mengingat dan shalat seharusnya suatu hal yang sejenis dan berurutan. Sehingga setelah shalat kita memang disunnahkan dan diperintahkan untuk banyak berdzikir mengingat dan memohon doa kepada Allah.
Banjarmasin, kota yang banyak berdzikir. Saya rasakan ketika berkunjung kesana. Subhanallah, saya baru pertama kali mengikuti proses sebuah acara sholat jum'atan sekitar dua jam. Pertama ketika datang ke masjid hari jum'at itu, jam setengah dua belas. Di masjid Noor, yang terletak di jalan Sudimampir, ketika acara shalat jum'atan itu sudah mulai terisi jamaah. Belum penuh, baru beberapa shaf saja. Saya shalat tahiyatul masjid, kemudian membaca Al-qur'an melanjutkan bacaan sebelumnya.
Cukup lama saya membaca Al-qur'an, hampir 6 halaman saya bisa selesaikan saat itu. Jamaah memang banyak berdatangan, namun proses sholat jumat belum dimulai. Ketika menengok kesamping kira dan kanan, ternyata jama'ah yang lain sedang khusu bedzikir dan sebagian membaca Al-quran juga. Subhanallah... Baru sekitar pukul dua belas lebih seperempat, terdengar suara dari pengeras suara masjid. ada seorang yang mengajak untuk membaca surah yasin.
Dahsyat.. surat yasin dibaca sebelum jum'at. Dan waktu itu subhanallah bacaan yang dilantunkan tartil sekali sehingga mungkin sekitar duapuluh menit dari awal membaca yasin tadi sampai selesai. Tidak selesai sampai surah yasin, kemudian seorang petugas masjid memimpin jamaah untuk membaca tahlil, dan cukup lama juga saat itu jamaah bertahlil. Sampai kemudian berdirilah seorang petugas untuk mengumumkan sesuatu. Dan ini yang khas dari pengumuman shalat jum'at yang saya temui. Tidak seperti masjid masid lain yang mengumuman informasi hanya beberapa waktu dan beberapa hal saja, di masjid Noor Banjarmasin saat itu hampir 20 menit sendiri.
Entah apa tujuan dari pengurus masjid yang ternyata mengumumkan setiap orang yang berinfak kepada atau melalui masjid selama seminggu kemarin. Dari mulai yang menyumbang limaribu rupiah sampai seratus ribu rupiah, semua disebutkan. Mungkin menjadi ajakan dan motivasi untuk mengajak yang lain berinfak juga, serta saling memotivasi untuk selalu rutin berinfak, wallahu'alam.
Dan setelah sekitar satu setengah jam menunggu di masjid untuk melaksanakan shalat jum'at akhirnya tanda azan waktu shalat jum'at dimulai juga.
Ternyata bukan shalat jum'at saja yang doa dan dzikirnya agak lama di Banjarmasin. Beberapa shalat wajib yang saya ikuti di masji Noor dua hari itu juga lain dari acara akrivitas shalat jamaah di masjid daerah yang lain. Hampir semua orang jamaah yang menjadi peserta shalat wajib berdzikir dan ikut berdoa bersama dalam waktu yang relatif lebih lama. Mereka khusu dan penuh perhatian setelah shalat wajib itu.
Subhanallah, jadi teringat ustadz kiayi Muhammad Arifin Ilham yang rutin mengajarkan untuk selalu berdzikir dan mengingat Allah kala apapun, terlebih setelah shalat. Lantunan doa dan dzikir yang panjang yang tidak pernah tertinggal setelah shalat.
Dahsyat, Banjarmasin menjadi pengingat saya untuk selalu banyak bersyukur dan mengingat Allah kala apapun. Terutama setelah shalat, mintalah keinginan yang sebanyak-banyak dengan harap dan khusu.
Alhamdulillah...