Tuesday, March 11, 2008

Best Enterpreuner... (2nd Year BengkelStatistik)

dua tahun berwirausaha,
dua tahun juga gagal.

24 bulan belajar mandiri,
24 bulan juga tertatih di pengharapan orang lain

4 semester berkarya,
4 semester juga mengkoreksi pekerjaan diri.

521 hari merenung mencari kreativitas,
521 hari juga menyesal selalu merasa gagal.

12288 jam bangga akan milik sendiri,
12288 jam juga selalu iri dengan milik orang lain.

***

dahsyat, subhanallah 11 maret hari ini sudah dua tahun membawa dan memiliki nama best (bengkelstatistik). Pin, tyo, roy, mas rendro mungkin masih ingat ketika awal dulu ikut bingung cari cara pasang iklan di koran kampus dan bagaimana berinteraksi dengan para mahasiswa dalam mengolah data. dulu inget lagi mempromosikan acara pelatihan, juga lagi diundang untuk jadi pembicara di acara training yang diadakan oleh himpro anak-nak manajemen ipb, bingung juga mikirin berapa fee yang layak untuk diberikan kepada kami.

masih kebayang betapa susahnya jadi orang yang dikira pinter oleh orang lain ketika dulu, jadi orang yang dianggap ahli statistik, padahal bayangan sebenarnya klo dari IPK mungkin kami cuma setengah ato kurang bahkan mungkin dari klien kami. klo pipin bilang "mal praktek dikit lah..", klo tyo ma yang lain "gile mpe kringetan jadi asisten lab pelatihan lisrel.."

But, subhanallah, pd aza waktu itu. pelajaran mempraktekan hasil belajar, pelajaran bertemu dengan orang lain dan berkomunikasi dengan dia, pelajaran tambahan untuk ilmu dan analisis yang belum di dapat jadi penyemangat kami saat itu.

Terbayang juga betapa nekatnya kami mengeluarkan sejumlah modal, yang cukup besar demi memiliki base camp, yang bisa jadi tempat berkarya dan juga sambil berteduh karena sudah tidak adalagi kosan saat itu, roy sampe pinjam mamang dan temannya, mas rendro sampe motong tabungannya, tyo juga hasil begadang lemburannya yang terus teriris, pipin yang jadi susah nabung buat nikah, saya yang juga terpaksa mengirit jajanan dan tabungan dari orang tua, ... yang kesemuanya belum bahkan hampir ga ada kembaliannya kelebihannya sampai saat ini klo dalam bentuk uang. jadi sedikit lilitan hutang yang sampai saat ini pun kami belum yakin bagai mana cara membayar dan menggantikannya.

cuma spirit, kebanggaan dan ilmu tambahan yang sampai saat ini kami dapatkan. ya hanya kekayaan spritual yang kami dapatkan. pengalaman, kenalan dan ilmu yang lain yang bisa kami dapatkan. Pipin bisa tambah kemampuan komunikasi dan penyampaian publiknya lewat trainner, tyo jadi bisa banyak belajar ngatur, marahin, sebel dan ngiri sama keuangan, roy yang semakin mengasah kemampuan teknis komputernya, saya yang alhamdulillah dapat sedikit pelajar tentang membuat dan mendisain sebuah publikasi, adalah bagian lain yang kami dapatkan dari kebersamaan dan menjalankan lembaga ini. Dan kemampuan untuk saling faham dan mengerti yang kami dapatkan dari kebersamaan tim ini.

dahsyat, senang juga rasanya bisa ikut mengajak adik kelas serta teman yang lain, bahkan adik kandung sendiri (wawan alias pipin setengah) untuk ikut bergabung dan merasakan bagai mana pahit getirnya berwirausaha.

ihsan, ceria, wawan, inal, novera, dodi, kusnadi, anton, melisa, wiwit mbambang, jadi kebagian susah, berat dan senangnya menjalankan lembaga ini. blom bisa banyak bantuan materi yang didapatkan oleh mereka, bahkan terkadang cuma omelan, suruhan, celaan, omongan kekecewaan dan janji-janji yang belum bisa terlaksanakan.

Tapi, ini wirausaha yang sesungguhnya. hasilnya memang belum bisa dirasakan banyak, cuma hilangan waktu dan penghabisan tenaga yang dilakukan yang juga hanya dibalas dengan sedikit pengalaman dan hasil materi. wira usaha yang hanya menjanjikan kemandirian dan kekuatan serta kemampuan kehidupan mandiri yang tenyata tidak bisa didapatkan dari aktivitas yang lain, setidaknya kebebasan kemandirian yang bisa dirasakan.

Mimpi untuk mandiri sendiri, dan bisa berbuat lebih banyak bagi kreativitas diri itu yang sampai ini saya rasakan dari beraktivitas berwira usaha, setidaknya mudah-mudahan untuk teman-teman semua dan adik-adik semua. yang berjiwa lemah dan malas bisa tertempa dalam aktivitas ini. malas kan merugikan diri sendiri dan lemah jiwa akan berimbas pada lemahnya juga imbalan yang kita dapatkan.

..."sesungguh cuma pribadinya sendiri sesorang ato sebuah kaum yang bisa merubah kadaan dirinya sendiri..." (Al-Quran Ar-Ra'd 13)

mimpi dan jalan itu masih panjang. selagi kesempatan masih allah berikan untuk hidup dan berkarya, tekad ini masih kuat. kemalasan cuma jadi syetan yang lemah yang coba membisikkan di hati kami. dan tentunya kesyukuran dan bimbingan allah yang selalu juga kami harapkan langgeng yang bisa terus membuat aktivitas kami tetep berkah dan jadi nilai ibadah.

Best crew... tetep semangat ya... cari dan sebarkan ilmu sebanyak dan seluas-luasnya.... be the best enterpreuner...

wallahu'allam, alhamdulillah, astagfirullah....

degum alias deny gumbira
(Bengkel statistik-Quality and Resource Development Manager)

*** maret 2008

Kretaku tak berhenti lama....

naek kereta api tut... tut.. tuut
siapa hendak turut....

dulu ketika kecil sampai usia kuliah, saya selalu bermimpi ingin naik kereta. Ya, sejak dulu seingat saya baru pertama kali naik kereta ketika menginjak bangku kuliah. Bayangan bepergian jauh dengan menyusuri rel diatas kereta saat itu selalu terngiang... bagaimana rasanya ya naik kereta.

subhanallah, masa kuliah membuat saya diberikan allah kesempatan untuk mencoba banyak hal. termasuk impian yang satu ini. kerea api listrik jakarta bogor. beberapa kali saya menaikinya untuk tujuan jakarta dari bogor. Masih terbayang jelas dahulu diajak oleh seorang kaka kelas naik kereta listrik (Krl) ini ke jakarta dan turun di stasiun cawang, transit sebelum ke senayan untuk lihat islamic bookfair ke 2 waktu itu.

Berdiri.

kesan pertama naik kereta waktu itu "penuh...". sejak awal naik krl dari stasiun bogor kami berdiri dan tidak kebagian tempat duduk. sempat dapat tempat duduk ketika sampai di stasiun depok, namun seorang ibu dan anaknya waktu itu naik dan mendekat ketempat kami sehingga memaksa dengan ikhlas kami untuk berdiri kembali.

allah, saya selalu bilang memaksa berdiri, karena sampai saat ini saya yakin sang ibu dan anak yang lemah itu jadi ladang pahala buat saya yang Kau siapkan, jika mereka duduk dengan dan sangat sayang jika kesempatan ini dilewatkan begitu saja...
duduk?... di tempat lain masih bisa untuk duduk....

kesan yang lain semenjak dari saat itu sampai sekarang jadi roker (rombongan kereta) banyak sekali yang susah untuk dituliskan. selain berdiri, terlambat datang, mogok, ketinggalan karcis, kenalan dengan kelompok-kelompok arisan kreta, ngiri naek krl ekspress pakuan, masih banyak lagi pengalaman yang lain.

termasuk tadi pagi. kesan yang kembali terngiang di benak saya ketika kereta listrik pagi mogok. subhanallah aktivitas rutinan saya berangkat pagi ke jakarta pagi itu jadi penuh dengan kesan, yang pastinya juga penuh keringat.

Allah berkuasa memang menjadikan sesuatu bakal mogok, termasuk kereta. yang harus jadi banyak pemikiran dan hikmah oleh siapapun yang terlibat di perkerta apian tersebut. PT kereta, para penumpang, tukang asongan, petugas loket harus banyak-banyak istighfar.

''ga tanggung-tanggung mas, dahsyat kereta yang terhambat ampe 5 ato 6 kereta... harus masuk muri nih..." kata seorang bapak disebelah ku digerbong yang sama.

yang terbayang memang cuma, harus ada perbaikan. beberapa usaha yang dilakukan PT kereta api memang sudah nampak. penertiban tiket, penjagaan yang ketat, penambahan inovasi kereta ekonomi ac, tapi jalannya masih panjang, yang harus terus di lakukan. msih banyak kekurangan disana sini. macet, mogok, sering terlambat, mati,...

saya sebagai pengguna cuma melihat dan bersabah terhadap terus dilakukannya perubahan. terkadang ikut juga naek ekonomi ac, terus bayar tiket, tertib dan antri di gerbong, ga pernah nek atas gerbong (padahal kayaknya seru...). dan masih banyak penumpang yang lain yang lebih sabar dan selalu melihat kinerja krl, meskipun sering juga sedikit cerewt mengumpat.

"saya dari tahun 77 mas dah naek krl, dari tiketnya cuma sratus rupiah... " kata seorang bapak waktu saya tanya disebuah stasiun. subhanallah.

ya, tinggal waktu, kesabaran, kekompakan, kesaling mengertian saja yang insya allah membuat kereta listrik ini akan terus berjalan, setidaknya itu menurut saya. karena waktu, kehidupan, amal shaleh, pekerjaan, manusia, alam, selalu bergerak. tidak pernah ada yang berhenti. dan senang rasanya ketika bisa melihat pergerakan kehidupan, amal serta manusia-manusia tersebut berjalan secara lancar dan penuh dengan manfaat. temasuk kereta yang harus terus jalan di relnya.

"siapa hendak turut..."
"kreta ku tak berhenti lama...."

***