Bayangkan suatu saat kita dipanggil oleh atasan kita sementara kita saat itu tidak atau belum siap untuk menjawab panggilan tersebut. Bayangkan ketika saat itu atasan kita meminta pertanggung jawaban dari apa yang telah kita lakukan selama ini.
pasti kalang kabut, pasti saat itu kita kehabisan akal sehat dan tegang, tidak menentu tindakan dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Kita akan bingung harus berkata apa dan bingung harus memberikan jawaban apa pada atasan kita.
beruntung pegawai, pekerja, bawahan yang selalu sadar bahwa dia memang sedang bekerja. berbahagialah pegawai yang setiap saatnya selalu ingat akan semua tugasnya. beruntung pegawai yang setiap waktu yang dilaluinya ia isi terus dengan peningkatan prestasi dan keilmuan pekerjaannya. kapanpun dan dimanapun ia dipanggil oleh atasannya, ia siap dan mampu memenuhi panggilan atasannya tersebut.
Bayangkan klo atasan yang memanggil kita adalah allah, yang maha atasan, yang kantornya ya bumi ini, yang tempat kekuasaannya semua alam semesta ini. Panggilannya juga yang maha panggilan, bukan menyetor kerjaan, tapi panggilan untuk menghadap dan mempertanggung jawabkan semua amalan kita.
Beruntung orang yang kapanpun ia dipanggil saat itu sedang dalam kebaikan, tenang dan tentram hatinya saat menghadap sang Pemilik.
Sebaliknya merugi orang yang saat dipanggil sang khalik ia sedang dalam melaksanakan kemaksiatan, dalam keadaan yang sangat jauh dari allah... naudzu billah...
''allahumma hawwin alaina fii sakaratil mauut...
ya allah bantu kami saat maut kami menjemput....
***