bukan dimasjid alghifari, alhuriyah ato di masjid raya, apalagi sampai harus mabit malamnya. ternyata allah mentakdirkan saya untuk mengikuti targihib ramadhan di tempat kerja saya sendiri (subhanallah, pa bu makasih atas tausiyahnya..)
waktu itu acara dimulai pukul 10:30 hari senin, h min 3 masuk puasa. acara pertama diisi oelh penampilan lagu-lagu islami dan rohani, seru malahan pa kepala saya ikut nyanyi dan subhanallah bagus juga suaranya. jadi pengen nyumbangin nasyid juga...!
acara berikutnya sambutan dari bapak kepala juga selaku ketua panitia acara tersebut. beliau menyampaikan tujuan dari acara tesebut pada sambutannya. menjalin silaturami, meningkatkan etos kerja dan... cucurak!!!! (alias menyambut bulan suci ramadhan...)
dan acara berikutnya menarik juga, ada pa KH. Said amin yang memberikan tausyiah, pembekalan mejelang masuknya bulan suci ramadhan. kata beliau 2 hal yang harus kita dapat nanti di bulan ramadhan.
pertama, meningkatkan kekuatan modal spritual kita. modal spritual itu kata beliau seperti Spritual Question gitu.
kedua, keuletan kinerja kita juga harus tetap dan malah meningkat. jangan karena puasa justru malah melemah.
acara terakhir..... cucurak. makan-makan. subhanallahm tapi sayang hari ini hari terakhir saya puasa sunnah senin kemis menjelang ramadhan. ikut enak aja dah....
Monday, September 10, 2007
duh, anak-anak (sampein saya ama dia ya allah...)
pernah dengar kisah di ambon, di masa pertikaian antara umat islam dengan pihak nasrani?
waktu itu ada kisah ketika umat islam mengungsi di masjid kota ambon, mereka menemukan keterangan dari orang-orang nasrani bahwa sungguh pertahanan mereka umat islam sangat kuat.
padahal waktu itu masjid tidak terlalu dijaga sebagai mana layaknya penjagaan yang ketat di benteng-benteng pertahanan. mereka umat nasrani berkisah, :
..." ketika kami hendak menyerang mesjid dikota ambon itu, mata kami disilaukan dengan cahaya putih di sekeliling gerbang masjid tersebut. dan kami ciut nyali saat itu juga, dan yang membuat kami heran dan malu saat itu juga, penjaga keliling masjid itu adalah anak-anak kecil yang berbaris rapih berlapis-lapis dan seperti siap menjaga masjid mereka dari serangan kami...."
kisah tadi berulang menurutku ketika kemarin aku mengikuti pawai ramadhan di kotaku di bogor. tapi memang bukan kisah diserangnya masjid oleh umat nasrani, tapi kisah di mana anak-anak yang jadi tokoh kisah ceritanya.
pagi itu blom atau tidak terlalu ramai, mungkin sepertinya pasukan iring-iringan kami akan tidak dipenuhi oleh orang lain. dan alah sebabnya ternyata saat itu kehushuan persiapan menjelang bulan suci ramadahan dikotaku di saingi oleh adanya iming-iming pembagian hadaih dadri salah satu kelompok dikota bogor juga.
maha berkehendak allah yang berkuasa menjadikan wakut kejadian acara tersebut bersamaan, tapi ketika itu memang hampir sebagian masyarakat juga tergoda untuk ikut acara jalan sehat dan bagi-bagi hadiah itu. dan maha suci allah juga hadiah yang dibagikan saat itu hadiah umrah juga,... ibu2 mana yang ga mau klo dapat umrah...
jadi paslah ketika pawai yang dipersiapkan menyambut ramadahan kemarin agak sepi dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang biasanya antusias.
tapi, di kecamatan yang kutinggali, barisan kelompok kecamatan yang kuikuti kemarin, subhanallah ramai ternyata. aku di henyakkan oleh barisan anak-anak kecil yang bersemangat mengikuti pawai tersebut. allahuakbar, mereka bergembira ria mengikuti iring-iringan menyambut ramadan tersebut.
"de, ini roti buat makan...", sempat kusapa dan kuhampiri salah seoerang anak, dan menawarkan roti yang memang disiapkan oleh panitia saat itu.
"wah, terimakasih ka, itu buat kaka saja... " rombongan kami sudah membawanya itu bapak saya membawa banyak bekal..." anak itu menolak halus penawaran saya. Subhanallah
sejak itu juga saya yakin bahwa anak-anak adalah tempat untuk kita belajar. ceria, berkumpul bersama, bergembira menyambut ramadhan, suci murni, ga ikut iming-imingan hadiah, sabar, dan berani.
marhaban ya ramadhan....
waktu itu ada kisah ketika umat islam mengungsi di masjid kota ambon, mereka menemukan keterangan dari orang-orang nasrani bahwa sungguh pertahanan mereka umat islam sangat kuat.
padahal waktu itu masjid tidak terlalu dijaga sebagai mana layaknya penjagaan yang ketat di benteng-benteng pertahanan. mereka umat nasrani berkisah, :
..." ketika kami hendak menyerang mesjid dikota ambon itu, mata kami disilaukan dengan cahaya putih di sekeliling gerbang masjid tersebut. dan kami ciut nyali saat itu juga, dan yang membuat kami heran dan malu saat itu juga, penjaga keliling masjid itu adalah anak-anak kecil yang berbaris rapih berlapis-lapis dan seperti siap menjaga masjid mereka dari serangan kami...."
kisah tadi berulang menurutku ketika kemarin aku mengikuti pawai ramadhan di kotaku di bogor. tapi memang bukan kisah diserangnya masjid oleh umat nasrani, tapi kisah di mana anak-anak yang jadi tokoh kisah ceritanya.
pagi itu blom atau tidak terlalu ramai, mungkin sepertinya pasukan iring-iringan kami akan tidak dipenuhi oleh orang lain. dan alah sebabnya ternyata saat itu kehushuan persiapan menjelang bulan suci ramadahan dikotaku di saingi oleh adanya iming-iming pembagian hadaih dadri salah satu kelompok dikota bogor juga.
maha berkehendak allah yang berkuasa menjadikan wakut kejadian acara tersebut bersamaan, tapi ketika itu memang hampir sebagian masyarakat juga tergoda untuk ikut acara jalan sehat dan bagi-bagi hadiah itu. dan maha suci allah juga hadiah yang dibagikan saat itu hadiah umrah juga,... ibu2 mana yang ga mau klo dapat umrah...
jadi paslah ketika pawai yang dipersiapkan menyambut ramadahan kemarin agak sepi dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang biasanya antusias.
tapi, di kecamatan yang kutinggali, barisan kelompok kecamatan yang kuikuti kemarin, subhanallah ramai ternyata. aku di henyakkan oleh barisan anak-anak kecil yang bersemangat mengikuti pawai tersebut. allahuakbar, mereka bergembira ria mengikuti iring-iringan menyambut ramadan tersebut.
"de, ini roti buat makan...", sempat kusapa dan kuhampiri salah seoerang anak, dan menawarkan roti yang memang disiapkan oleh panitia saat itu.
"wah, terimakasih ka, itu buat kaka saja... " rombongan kami sudah membawanya itu bapak saya membawa banyak bekal..." anak itu menolak halus penawaran saya. Subhanallah
sejak itu juga saya yakin bahwa anak-anak adalah tempat untuk kita belajar. ceria, berkumpul bersama, bergembira menyambut ramadhan, suci murni, ga ikut iming-imingan hadiah, sabar, dan berani.
marhaban ya ramadhan....
Subscribe to:
Posts (Atom)