Thursday, July 31, 2008

Optimalkan Kebaikan

Alkisah suatu saat di sebuah kerajaan di negeri antah barantah. Sang raja seperti biasa selalu mengadakan sayembara untuk para rakyatnya. kali ini ia mengetes ke setiaan dan kepatuhan rakyatnya melalui sayembara itu.

..."Rakyatku, kumpulkan semua madu yang kalian miliki, beberapa hari ini stok madu di negara kita berkurang,... Seru sang raja dalam maklumat sayembaranya.

Saat itu memang produksi madu didaerah kerajaan sang raja sedang menurun, harus ada pengumpulan dan kerjasama yang lebih baik untuk menanggulangi kekurangan stok madu saat itu. Madu menjadi bagian yang potensial untuk kebutuhan gizi hidup di kerajaan itu.

..."tak usah banyak yang kuminta, cukup satu gelas saja kalian kirim dan isikan kedalam tangki besar yang nanti ku simpan ditengah alun-alun kerajaan.. .. " sambung sang raja.

Dahsyat, bisa dibayangkan sekitar ratusan keluarga rakyat di kerajaan tersebut, jika masing-masing cukup mengirim satu gelas saja, maka sudah sebuah tong besar yang terisi di kerajaan tersebut.

Mulailah para penduduk rakyat di kerajaan tersebut melaksanakan perintah sang raja. Dari mulai keluarga yang paling ujung tinggalnya di daerah tersebut, warga tengah kota hingga ke pesisir kerajaan semua mendengar dan mencoba melaksanakan perintah sang raja tersebut.

Namun sayang disayang berjuta milyar beratus ribu sayang.. ada fikiran yang buruk dari benak para rakyat. Sebetulnya tidak buruk jika difikir singkat. Didapat kabar dari sebuah keluarga..

..."nak, usah kau isi gelas kita dengan penuh madu, cukup isi sebagian sedikitnya dengan madu, dan sebagian banyaknya isi saja dengan air putih.. ucap seorang ibu disebuah keluarga

..."tapi bu, bukankah raja memerintah kita untuk mengisi gelas dengan madu? tidak dengan air? Timpal sang anak

Sang Ibu menjawab ... "Nak jangan khawatir, sedikit saja air yang kita berikan, toh masih ada madu nya, dan lagi tidak ada petugas yang tahu jika kita penuh mengisi tong di alun-alun nanti dengan air saja. Isi saja tong itu di malam hari.

***

Dan terlebih parah lagi apa yang terjadi ternyata tidak satu keluarga yang berfikiran seperti sang ibu tersebut. Hampir bahkan seluruh keluarga berfikir dan melakukan hal yang sama. Akhirnya yang terjadi Tong di alun-alun tersebut bukan berisi madu, namun penuh dengan air putih didalamnya.

Jika coba belajar mengambil hikmah dari kisah di atas, sungguh bakal bersemangat kita-kita ini untuk selalu mengambil kesempatan dan tugas yang optimal. Semua orang akan berinisiatif sendiri berbuat yang terbaik.

fikiran buruk meskipun kecil jika dibiarkan dan terus membanyak akan membuat kekacauan yang besar. Harus ada kelompok atau golongan yang sadar dan terus berbuat yang terbaik. Saling mengisi dan melengkapi. Jika satu golongan lemah maka golongan yang lain harus dalam keadaan baik. Dan memang sungguh parah jika sebuah kejahatan di organisir dengan baik. Kebaikan yang harus diorganisir.

wallahua'lam