Mendaki Puncak, Shalat dan Zikir
Shalat memang jadi amunisi bagi diri. Shalat, berdzikir, menjadi sarana untuk menentramkan diri ini. Selemah apapun badan, sesibuk apapun pekerjaan, sejauh apapun perjalanan shalat harus menjadi hal yang utama.
"Yo wis kita shalat dulu aza, dah hampir setengah enam nih..."mbah kangkung alias mas ihyak mengingatkan. Saat itu kami baru saja sampai didekat mata air dan Pos pemberhentian Cileutik. Kami hamparkan beberapa buah materas, bertayamum dan berjamaah menjadi dua rombongan.
Subhanallah, perjalanan mendaki gunung kami hampir selalu sampai puncaknya. meski pernah sekali ra genah dulu naik ciremai namun tidak sampai ke puncaknya. Ra genah dulu belum berformasi lengkap, saya tidak ikut juga saat itu. Ada Asep, Paijo, Dadang, Nana yang dulu ikut ke Ciremai. Malam pendakian ke Gunung Gede lewat Salabintana kali itu juga jadi bayangan besar yang menakutkan kami bagaimana seandainya jika kami tidak sampai ke puncak dan terpaksa harus berdiam di tengah perjalanan. Tapi Alhamdulillah, berbekal senter, sedikit kekuatan, beberapa gumpal Gula jawa dan permen akhirnya kami sampai juga.
..."Woiii, jalan mendatar....!!! Icus sampai duluan.
Puncak, Shalat dan perjalanan mendaki jadi tiga hal yang tidak lepas dari agenda kami menaklukan Gunung Gede. Alhamdulillah, ketika sampai di Alun-alun Salabintana kami langsung mencari tempat, mendirikan tenda memasak makanan dan minuman penghangat dan kemudian lagi-lagi menjalankan agenda kami yaitu untuk shalat Jamak Magrib dan Isya.
Sama ketika kami turun dari puncak Gunung Gede, kami teristirahatkan dengan shalat. Di tengah perjalanan, setelah sekitar 10 menit berjalan dari Pos pemberhentian Kandang Badak, kami teristirahatkan dengan shalat Dzuhur yang kami jamak dengan shalat Asar. Ya, shalat kami selalu dijamak, jadi enak kalo naik gunung, shalat disingkat-singkat terus... :)
Subhanallah, Shalat jamak kami saat itu ditemani oleh bunyi air terjun tepat di depan kami.
Berdzikir, bersyukur dan menghadap Allah sang penguasa Alam menjadi lebih khusu klo lagi ditempat seperti ini.
Cukup lama kami turun ke kaki gunung gede lewat cibodas ini. Sekitar Jam 10 kami mulai turun dari Kawah puncak gunung Gede, dan kurang lebih hampir jam 5 sore kami baru sampai di pos terakhir gerbang penanjakan gunung gede pangrango. Tapi perjalanan panjang seru kami di suguhi pemandangan dan pengalaman yang seru dari Gunung Gede pangrango.
Ada air terjun dari mata air panas. Weih, kami berfoto ria disana. subhanallah air panas yang sejak 3 atau 4 tahun yang lalu saya dan kami naik gunung gede sampai sekarang masih panas.
Maha dahsyat, canggih dan hebatnya termos Air panasnya Allah... !!!. Pemandangan jurang dan bukit yang selalu menemani kami terus sampai ke bawah kaki gunung.
Alhamdulillah....
"... Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagai mana diciptakan?...
...Dan langit bagaimana ditinggikan?...
...Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan?...
...Dan bumi bagaimana dihamparkan?....
Qs. Alghasiyah ayat 17-19