Monday, June 18, 2007

Mba itu...

Subhanallah…

Prolog…

Belajar tentang kedisiplinan kerja memang tidak cukup hanya membaca buku tapi lebih dari itu. Membaca memang suatu hal yang amat diperlukan, akan tetapi ada hal lain yang juga tidak kalah diperlukan selain membaca buku. Dan memang sangat benar bahwa membaca tidak hanya membaca buku, Allah perintahkan juga untuk membaca alam semeseta ini. Dan yakinlah bahwa allah memang sudah mengatur segala hal yang ada di dunia ini. Jika kita banyak baca, banyak melatih keimanan kita pada Nya, maka janji allah juga sangat lebih benar.


#1 Emang Allah keren…


Namanya sebut saja ipah. Ia allah ciptakan menjadi gadis yang sederhana. Klo boleh ikut ikutan orang yang suka membuat grade nilai untuk kecantikan seorang wanita, mungkin nilainya hanya 6 bahkan hanya 5 (eh 5 setengah ding) ga ada yang istimewa dengan wajahnya, tinggi badannya, apalagi ucapannya. Semuanya standar bahkan mungkin sedikit dibawah standar. Klo tadi nilainya berkisar lima untuk wajah nilai ucapan ini bahkan tidak jauh lebih baik, ya mungkin pas 5.


Ipah seorang wanita introvert, pendiam dan seorang yang irit kata. Ga banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya. Mulutnya hanya mengeluarkan senyum, salam dan hanya sapaan, tidak pernah ada kata-kata panjang yang pernah terurai dari mulutnya. Hanya beberapa kali ku saksikan ia bisa mengobrol dengan lama, itupun hanya kebeberapa teman dekatnya.


Ipah, bekerja pada sebuah instansi di kota besar, sebut departemen x di kota y. ga bakal nyangka orang seperti dia yang spesial “pendiem banget….” Bisa dapet kerja di kota gede. Tapi, ga masalah, apalagi itu rezeki orang yang memang sudah Allah siapkan.


Ditengah banyak orang yang bingung mencari penghidupan, tapi subhanaallah, ipah, jadi bagian kekuasaan allah

Coba betapa ga kereen, Allah merancang sebuah rezeki yang diberikan pada ipah tanpa ribet-ribet. Ketika orang lain harus berusaha menggenjot usahanya dengan keras untuk mendapatkan rezeki, yang memang ia dapatkan juga, tapi ipah, ga harus modal komunikasi yang bagus, sebutlah seperti itu, bisa juga dapet rezeki…


dialah Allah yang menyempitkan dan meluaskan rezeki….


Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan…

Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah


Masih berlanjut….

kekuatan doa

dikutip dari majalah Tarbawi edisi "menata kembali cara kita meminta kepada Allah"

........

Yahya Al Bakka’ mengisahkan pengalamannya meminta dan berdo’a kepada Allah swt. Katanya, suatu malam ia bermimpi berdialog dengan Tuhan. Dalam mimpinya ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, emngapa aku berdo’a kepada-Mu namun tak kunjung Engkau kabulkan permintaanku?” Tuhan berkata kepadanya, kisah Yahya ini menegaskan bahwa Allah senantiasa senang mendengar rintihan hamba-Nya dengan doa-doa yang ia lantunkan.


Ibnu rajab mengisahkan pula, bahwa seorang pemuda pernah kehabisan bekal bekal sewaktu berada di Makkah. Kelaparan pun menimpanya hingga hampir merenggut nyawanya. Ketika sedang berjalan disekitar Makkah, dia menemukan seuntai kalung mahal. Kalung tersebut ia masukkandalam saku dan segera melangkah ke masjid.


Beberapa langkah berjalan, ia berjumpa dengan seorang laki-laki yang sedang mencari kalungnya yang hilang. Ternyata kalung itu adalah milik si lelaki. Pemuda tersebut lantas menyerahkan kalung yang baru saja ia temukan kepada laki-laki pemiliknya sambil berlalu.


Suatu ketika, dalam sebuah perjalanannya dilaut dengan menaiki perahu kecil, si pemuda tenggelam karena terpaan ombak yang begitu keras. Ia pun terdampar di sebuah pantai yang belum pernah dikenalnya. Disana ia menemukan sebuah masjid yang dipenuhi dengan orang-orang yang sedang shalat berjamaaah. Dia pun bergabung dan tinggal besama mereka.


Suatu hari, mereka menawari pemuda tersebut untuk menikahi seorang gadis yang telah ditinggal ayahnya yang tergolong orang shalih. Pemuda itu setuju, lalu menikahinya. Malam pertama pernikahannya, ia melihat istrinya memakai kalung persis yang pernah ia temukan dulu. Ia pun bertanya tentang kalung itu. Istrinya menjawab, bahwa ayahnya pernah kehilangan kalung tersebut di Makkah. Lalu seorang pemuda menemukan dan mengembalikannya. Sejak saat itu ayahnya tidak pernah berhenti meminta kepada Allah agar putrinya mendapatkan suami yang jujur seperti pemuda itu. “Akulah pemuda yang diceritakan itu,” tukas si pemuda setelah mendengar cerita istrinya.


Dari kisah ini, kita hendaknya mengambil pelajaran bhwa jaawban Allah yang tertunda bisa jadi karena Dia ingin berlama-lama mendengarkan lantunan do’a-do’a kita, dan kerena itulah, ketika kita bosan lalu berhenti berdo'a, berhenti pula lah Allah mendengarkan permintaan kita.


rabb, kuatkan keyakinan hamba pada Mu...
jangan pernah kau lalaikan diri ini dari mengingat Mu
mudahkan jalan-jalannya
sampaikan pada jalan dan tempat Mu yang mulia
aamiin...