Wednesday, October 28, 2009

Pa Supandi

Namanya pa Supandi. Usianya sudah paruh tua, sekitar lima puluhan tahun. Setiap kali melewati depan rumahnya, ia pasti memanggil saya dan terus kemudian berbicara panjang serta sulit untuk di hentikan.

Bukan ingin menghentikan ucapan dan obrolannya, tapi terkadang tema bicara bapak ,yang juga orang tua dari teman Sekolah dasar saya dulu, ini sering pedas di telinga saya. Pedas suatu saat, terutama ketika menyinggung sesuatu yang berkaitan tentang diri saya tentang, dan kadang hambar terutama ketika berbicara tentang keadaannya dan kadang manis terutama ketika ia banyak berbicara tentang rencana ke depan, bisnisnya (ia juga seorang pedagang) dan kehidupannya.

Pernah kali pertama saya diberitahu tentang banyaknya kecurangan orang berdagang. Entah belajar dari cucunya yang sedang sakit karena makanan, entah belajar dari proses berdagangnya atau karena ia baru saja menonton acara "investigasi" di TVV, ia kemudian saat itu berbicara tentang produk-produk dagangan yang sebenarnya tidak layak untuk dijual apalagi di konsumsi. Kerupuk yang diwarnai. minuman yang ternyata banyak menggunakan pewarna buatan, sampai telur asin yang dimodifikasi dari telur biasa diwarnai dan diberi garam. ia ceritakan semuanya dengan jelas dan panjang lebar.

Saya banyak mengangguk, mengiyakan dengan sedikit bertanya padanya. Terbenak dalam fikiran saat itu pelajaran tentang bagaimana mengurus anak, bagaimana makan yang baik dan bagai mana ilmu berdagang yang jujur dan benar.

Dahsyat, pokoknya klo ingin banyak tahu tentang gambaran kehidupan, rakyat, dagang dan realita sekarang, saya sering melalui rumahnya dan kemudian mengobrol panjang lebar