Penulis : KH Abdullah Gymnastiar
Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk menata hati dikala gundah. Karenanya, dikala suatu musibah dirasa berat, maka sebenarnya itu semata-mata karena kita belum mampu memahami hikmah dibalik kejadian tersebut. Atau kita masih beranggapan bahwa rencana kita lebih baik daripada rencana Allah.
Sesungguhnya ilmu kita yang teramat sedikit ini kerap kali diselimuti hawa nafsu yang cenderung menipu dan menggelincirkan diri. Sedangkan Dia, adalah Dzat yang maha Mengetahui segala-galanya. Sesuai firman Nya, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat burukbagimu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS.Al-Baqarah [2] : 216).
Oleh karena itu, bila datang suatu kejadian yang mencemaskan, segera kuasai diri. Jangan menyiksa diri dengan pikiran yang diada-adakan. Sehingga kita makin tersiksa. Kedua, segera kembalikan segala urusan kepada Allah. Yakinilah kesempurnaan sebagai jalan yang terbaik bagi kita.
Ketiga, jangan mendramatisir masalah. Masalah akan menjadi besar jika kita menjadikannya besar. Sebaliknya, masalah menjadi kecil jika kita menganggapnya kecil. Dengan demikian, tergantung dari seberapa pintar kita mengelola masalah.
Oleh karena itu saudaraku, kita harus berupaya istiqamah dalam membersihkan hati. Semoga hati yang bersih akan tercermin dalam wajah yang bersih. Mencerminkan hati yang tidak bersih akan terlihat dari wajah. Wajah merupakan cerminan dari kondisi hati. Orang yang bersih hati tampak dari wajahnya yang berseri-seri, ceria, murah senyum,kata-katanya baik, lembut, dan akhlaknya baik. Keindahan yang sesungguhnya akan terpancar dari dalam (inner beauty). Kunci agar dicintai Allah salah satunya dengan menjaga kebersihan hati, lisan, fisik, dan harta kita.
Sumber : Majalah Swadaya