Friday, August 1, 2008

Kretaku tak berhenti lama.... (5th Edition)

Sabarnya Pa Muji

Subhanallah, Maha suci Allah yang sudah mempertemukan saya dengan pa Muji. Malam itu ketika seperti biasa saya pulang kembali ke tempat tinggal di bogor menggunakan kereta, Saya beruntung bisa bertemu dengan beliau.

Kereta yang penuh dengan sesak kembali saya temukan didalamnya pelajaran berharga . Kali ini ilmu itu datang dari seorang Bapak yang tidak terlalu tua namun cukup menjelang tua. Iya, perawakannnya cukup besar, tinggi, ideal. Namun wajahnya seperti wajah orang yang matang dengan pengalaman. Tenang air mukanya dan nampak diwajahnya tanda kesolehan.

Malam itu juga saya saksikan beliau turut berjamaah di mushola stasiun yang sepi jamaahnya. Beliau iman shalat isya malam itu dengan saya seorang makmumnya. Subhanallah, shalat di perjalanan pulang Bogor-Jakarta, jadi hal yang paling berat bagi saya yang selalu pulang sore hari. Kadang dengan terpaksa melewatkan shalat magrib tepat waktu bahkan harus ke isya, terkadang terpaksa harus isya tengah malam karena memang sedang dalam perjalanan.
Alhamdulillah, malam itu Allah kuatkan untuk melangkah ke mushola dan Allah takdirkan untuk ikut shalat berjamaah, mudah-mudahan Allah kuatkan kesabaran saya untuk selalu shalat berjamaah...

Kembali ke Pak Muji, Beliau awal berbicara ucapkan salam dan nama, Subhanallah jarang ada yang mau berbuat seperti ini kepada orang yang baru saja dikenalnya. Ketika berbicara dengan beliau penuh dengan ketawadhuan.

...”Alhamdulillah Pa Deni, Saya termasuk terlambat, sudah enam bulan ini istri saya mengandung setelah 8 tahun kami menikah... Salah satu jawaban beliau.

Dahsyat, 8 Tahun menikah baru dikaruniai anak?. Saya berfikir kurang shaleh apa ya Pa Muji sehingga Allah berkenan memberi putra sampai baru tahun ke pernikahannya.

... ”Alhamdulillah Pa Deni, saya tidak terlalu ngoyo seperti keluarga yang lain yang harus berobat, terapi kesana-sini". Beliau beralasan.
...”Saya tawakkal saja pada Allah, dan Alhamdulillah Allah masih memberikan kepaecayaan kepada saya... ” Bukti ketawadhuan dan kesalihan beliau berikutnya.

Dahsyat, subhanallah, sepanjang perjalanan dan selama kami mengobrol yang terucap di bibir pa Muji ini penuh dengan pujian pada Allah dan tampak sekali kerapihan dan keindahannya dalam menyusun kata. Tidak terlalu berlebihan, singkat, namun tetap jelas dan mudah dimengerti.

...”Kebetulan saja Pa Deni, saya ikut di pengajian Liqa itu, Saya senang mencari Ilmu, berkumpul dan berorganisasi ". Jawab beliau ketika saya tanya apa saja aktivitasnya.
Weih, benak saya memang selalu terus berputar menuju kelompok pengajian atau pergerakan atau partai islam jika melihat orang yang sholeh dan baik tindakannya. Dia ikutan Apa ya? Tarbiyah, orang Salaf, orang Ha Te, .. Jadi bahan renungan bagi saya, apa yang bisa saya lakukan buat umat, agama dan diri ini.
...”Saya lakukan semuanya karena ibadah Pa, cape bahkan tekor kalau seandainya tidak diniatkan kerena Allah....
***

Pa Muji orang yang shaleh juga sabar. Bahkan cerita cerita tentang kesabaran pamuji adalah salah satu keistimewaannya. Pernah terbayang di benak kita betapa kesabaran benar-benar membuahkan hasil?. Malam itu saya mendapatkan jawabannya dari Beliau.

Ternyata pa Muji yang malam itu menemani saya dalam perjalanan sampai stasiun sebelum bogor adalah seorang petugas satpam istimewa disebuah bank di Jakarta, dan tidak jauh dari tempat saya bekerja juga. Beliau Satpam Istimewa karena sudah 10 Tahun beliau bekerja sebagai dan Alhamdulillah akhirnya ia ditempatkan untuk menjadi seorang staf pegawai dibank itu.

”..Doakan Pa Deni saya insya Allah akan sekolah S1.. Jawab Beliau ketika saya tanya kenapa masih lulusan SMA.

Subhanallah, sabar dan keberhasilan pa muji orang Bojonggede, malam itu jadi pelajaran yang berharga bagi saya. Betapa Janji Allah akan selalu tepat bagi orang yang pasrah, selalu menghamba dan ikhlas pada Nya serta selalu Yakin akan PertolonganNya

Alhamdulillah, Terimakasih pa Muji

Pas Stasiun Bojong Gede jam 20:30