Wednesday, November 5, 2008

Komunikasi (2)

Dikisahkan ada dua kapal perang yang khusus untuk latihan. Kedua kapal ini berlayar di menara tempat latihan di tengah angin yang kencang selama beberapa hati.

Saat malam tiba, pandangan menjadi lemah disertai dengan adanya kabut yang menutupi daerah, sehingga si kapten memilih untuk tetap berada di atas menara untuk mengawasi segala aktivitas.

Setelah melewati kabut itu, beberapa saat kemudia bagian pengawas menyampaikan pesan ke atas kabin :"Wahai kapten, di sana ada cahaya yang bersinar dari sebelah lintang kanan."

Kapten bertanya:"Apakah benda itu bergeraj menjauh ataukan ia tetap?"

Si pengawas menjawab : "Ia tetap pada tempatnya."

Karena dikhawatirkan kapalnya yang bergerak di jalur itu akan menabrak kapal yang mengeluarkan cahaya itu. Seketika itu juga, kapten menyuruh bagian pengirim pesan untuk memberi isyarat : "Kirimlah pesan pada kapa itu bahwa kami berada di jalur yang akan menabrak, maka kami meminta kalian untuk merubah jalur perjalanan kalian sekitar 20 derajat."

Datanglah jawaban yang berbunyi: "Lebih baik kalian sendiri yang merubah jalur kalian sekitar 20 derajat."

Kapten menjawab ;"Kirim jawaban kepada mereka 'aku seorang kapten dan aku perintahkan kalian untuk merubah jalur laju kalian sekitar 20 derajat.' Datanglah jawaban : "Aku laksamana tingkat II dan lebih baik kalian yang mengubah jalur laju kalian sekitar 20 derajat"

Saat kemaran kapten meledak, ia berkata : "Sampaikanlah pada mereka bahwa kita kapal perang, rubah jalurmu 20 derajat"

Datanglah awaban dengan isyarat cahaya : "Aku adalah mercusuar."

***
Dari buku Seven Habits (Steven Covey...)

Baca juga
Komunikasi 1

Think Global, Act Local...

Dari Abu Umamah berkata: "Salah seorang pemuda mendatangi Nabi Saw dan ia berkata:"Ya Rasulullah izinkanlah aku berzina." Orang-orang pun memusatkan perhatian kepadanya dan menegurnya, mereka berkata : "Diamlah". Beliau berkata :"Mendekatlah." Ia pun mendekatinya, dan ia duduk, lalu beliau saw berkata: "Apa engkau menginginkan hal itu terjadi pada ibumu?" Ia menjawab :"Demi Allah, tidak. Allah menjadikanku sebagai jaminanmu. Beliau berkata: "Begitu juga orang-orang pun tidak ingin hal itu terjadi pada ibu mereka."

Beliau bertanya : "Apakah engkau menginginkan hal itu terjadi pada putrimu?" Ia Menjawab :"Demi Allah, tidak. Allah menjadikanku jaminan untukmu." Beliau berkata: "Begitu pula orang-orang pun tidak menginginkan hal itu terjadi pada putri-putri mereka."

Beliau kembali bertanya:"Apakah engkau menginginkan hal itu terjadi pada saudarimu?" Ia menjawab: "Demi Allah, tidak. Allah menjadikanku jaminan untukmu." Beliau berkata: "Begitu pula orang-orang pun tidak menginginkan hal itu terjadi pada saudari-saudari mereka."

Beliau bertanya:"Apakah engkau menginginkan hal itu terjadi pada bibimu (saudari ayahmu)?" Ia menjawab: "Demi Allah, tidak. Allah menjadikanku jaminan untukmu." Beliau berkata: "Begitu pula orang-orang pun tidak menginginkan hal itu terjadi pada bibi-bibi mereka."

Beliau kembali bertannya:"Apakah engkau menginginkan hal itu terjadi pada saudari ibumu?" Ia menjawab: "Demi Allah, tidak. Allah menjadikanku jaminan untukmu." Beliau berkata: "Begitu pula orang-orang pun tidak menginginkan hal itu terjadi pada saudari ibu mereka."

Beliau saw meletakkan tangannya pada lelaki itu dan berdo'a: "Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya." Sejak saat itu, pemuda itu tidak pernah menoleh pada apapun.

HR. Riwayat Ahmad

Lihat Draft UU Pornografi di sini :
http://afatih.wordpress.com/2008/10/30/ruu-pornografi-disahkan-menjadi-uu/