Monday, July 21, 2008

Bogor, Kota Hujan

Haulnya Almarhum Pak Totong

Pak Totong yang saya kenal ialah seorang pekerja keras. Servis payung, kuli panggul, tukang bangunan ketiganya ia kerjakan. Sering beberapa kali saya lihat beliau duduk didepat teras rumahnya dengan berserakan banyak payung rusak bahkan hampir jadi rongsokan yang hampir pasti ditangannya akan menjadi baru kembali, setidaknya bisa dibuka dan digunakan kembali meski tidak berbentuk seperti semula.

Beberapa kali juga sering saya lihat beliau turun dari bemo dengan memanggul karung, dan plastik belanjaan dari pasar bogor. Bukan barang belanjaannya, tetapi beberapa orang ibu memintanya membantu membawakan kerumah. Jalanan menurun bahkan menanjak kembali ia tapaki dengan menggotong belanjaan yang terkadang kelihatan sangat berat.

Pak Totong yang saya kenal juga orang yang sangat ramah. Senyum jika disapa, raut mukanya cerah dan menampakkan kegembiraan. Wajahnya seperti kebanyakan orang yang berwajah sholeh. Teduh dan sederhana. Tidak pernah absen kulihat ia berdiri dishaf yang paling pertama di mushola dekat tempat tinggal saya.

Subhanallah, Pak Totong dikenang kembali tadi malam. oleh saya, warga sekitar, ibu-ibu dan para jamaah mushola tempat kami tinggal. Ya, Pak Totong memang sudah meninggal. Almarhum jadi salah seorang tetangga yang saya kenal. Almarhum sudah lama tidak saya temui setelah 1000 hari yang lalu. Tadi malam, kami semua melaksanakan haul di rumah keluarganya.
Dan haul semalam menjadi lebih istimewa karena dirangkaikan dengan acara akikah cucu beliau pertama yang belum sempat pernah beliau lihat.

Keramahan pak Totong dan kebaikan keluarganya seperti menjadi magnet yang menarik semua warga tetangga dekat tinggal beliau dulu untuk datang pada acara haul dan akikah tadi malam. Saya alhamdulillah beruntung bisa mengenal dan dekat dengan rumah keluarga beliau. Sudah beberapa kali kami diundang acara syukuran dan acara keluarga yang lain di sana. teringat rombongan kami dulu datang ke nikahan putrinya yang pertama ketika pesta hampir habis.

Sekitar 50 orang bahkan lebih menghadiri acara haul semalam. Bapak-bapak, pemuda, anak-anak-anak hadir disana. Yang menarik malam tadi adalah pengalaman pertama saya mengikuti haulan. Lama, ramai dan penuh dengan doa-doa. Malam tadi tepat disamping saya, seorang santri, jamaah pesantren dekat mushola dengan lantang, nyaring dan keras membacakan pujian atau doa yang lumayan panjang. Kitab Barzanji yang ternyata semalam dibacakan.

Saya cuma hafal kalimat-kalimat sholawat kepada rasul dan beberapa ayat alquran, selebihnya ra mudeng.... Wajah almarhum pa Totong saja yang kemudian saya ingat. Dan malam tadi juga saya terus berusaha untuk mempertebal kecintaan dan berazam terus untuk melaksanakan sunnah rasul. ...alllahumma sholli alla muhammad.

Pak Totong, keluarga beliau, santri dan jamaah mushola, teman pemuda semua, jadi hal yang istimewa buat saya. subhanallah bertetangga dengan orang-orang sholeh dan ramah seperti mereka membuat hidup menjadi lebih kaya. Kaya dengan ketenangan, kebaikan dan nilai-nilai yang baik meskipun banyak kekurangan baik harta maupun kelemahan fisik lainnya. Babakan fakultas dan warga sekitarnya jadi teman yang setia selama saya tinggal di bogor untuk sudah hampir 8 tahun.

..."allahummaghfir lana, wa khususan ilaa pa totong, ilaa warga babakan fakultas jamiian...
(ya allah ampunilah dosa kami, maafkan khususnya kesalahan dan kehilafan almarhum pa totong dan seluruh warga babakan fakultas ini...)

diakhir doa pa ustad tadi malam.

***