Tuesday, September 23, 2008

Muraqabatullah (2)

Sayyidina Ummar ibn Khattab pernah berjalan ke sebuah bukit di makkah dekat tempat tinggalnya. Dahsyat, bukit itu terlihat sebagian besar putih bersih tertutup oleh ribuan domba milik salah seorang penduduk mekkah waktu itu. Dan subhanallah lebih dahsyat lagi, terlihat seorang anak kecil sekitar 10 tahunan yang ternyata menggembala ribuan domba.

Sang Khalifah tertarik memiliki salah satu domba yang banyak tadi. Dan ia berfikir akan sangat mudah mendapatkan domba yang bagus-bagus itu kalau hanya harus menghadapi penggembala yang masih anak-anak tadi.

"...satu saja nak, tidak banyak. Majikan mu tidak akan tahu kalau dombanya hanya hilang satu saja. Dan akan ku bayar lebih mahal... " pinta sang khalifah

Apa dikira ternyata sang Khalifah harus begitu lama dan alot untuk meminta domba yang diinginkan.

Sang anak terakhir kali berucap

"majikan saya mungkin tidak tahu tuan, dan domba banyak ini tidak akan banyak berkurang tapi tuan, dimana kah Allah... ?"

Ummar ibn khattab tertegun dan langsung terharu mendengar ucapan anak itu. Subhanallah betapa hebatnya keteguhan dan keyakinan anak kecil tadi.

..."sesungguhnya Allah ada dimanapun kamu berada..." (Al-Qur'an)

Muraqabatullah

..."Sesungguhnya Allah bersama kita dimanapun kita berada..,( Al-Qur'an)"

Kisah tentang seorang guru beserta beberapa orang muridnya. Guru tersebut seperti biasa kerap memberikan tugas untuk menguji para muridnya. Ia memberikan seekor burung kepada masing-masing muridnya.

...Murid-muridku, sembelihlah burung yang telah ku berikan di mana saja, ditempat dimana tidak ada seorangpun yang melihat kalian melakukannya... " pesan sang guru

Pergilah semua murid ke tempat fikiran dan usahanya masing-masing. Tersembunyi, sepi dan tidak ada yang dapat melihat ketika si burung di sembelih. Ada yang di balik gunung, di dalam goa, di jurang di bungker, diatas pohon, di dalam kandang... murid-murid itu berusaha maksimal

Beberapa hari datang kembali mereka bertemu dan berkumpul dengan sang guru. Satu persatu sang murid bercerita dan mengaku tempatnya hampir tak bisa dilihat oleh siapapun, si burung sudah mati tersembelih dengan rahasia.

Tiba giliran seorang murid yang istimewa, yang jadi pusat perhatian murid yang lain terlebih sang guru. Burung yang kemarin diberikan masih hidup dan si murid cukup berfikir keras ketika itu.

"Guru, saya bingung, setiap kali tempat yang saya dapatkan sangat sepi, tersembunyi dan aman, selalu ku rasakan Bahwa Allah pasti melihat..., maka ku biarkan burung itu hidup.." jawab murid tersebut.

Sang Guru mengelus kepala murid tersebut dan berkata
..."selalu bersama Allah... kau sudah memperaktekannya muridku...
Muraqabatullah, selalu merasa bersama dengan Allah dimana dan kapanpun"