Ternyata kehidupan memang mengajaibkan. Bayangkan, baru saja beberapa bulan kami berkumpul dengan nuansa yang berbahagia, namun dalam hitungan bulan juga kami dikumpulkan dalam nuansa yang penuh kesedihan.
Afat, Mas Ari dan saya. Kami bertiga saudara sepupuan. Lahir dengan usia yang sama dan masih satu darah keturunan. Ya, kami sama-sama satu kakek, satu nenek dari ibu masing-masing. Sekolah, berteman, bermain, beraktivitas kami juga sama. Kuliah, bergaul juga kami lalui yang sepertinya tidak ada bedanya.
Baru ketika usia kami menjelang 25, Allah berikan takdir yang berbeda. Keajaiaban hidup yang Allah berikan berupa kebahagiaan dialami oleh saudara kami Afat, subhanallah, Allah izinkan beliau untuk cepat mendapatkan pendamping hidup saat itu. Saya, mas ari kumpul juga saat itu, di sebuah kota yang indah untuk menghadiri pesta pernikahannya. Selamat ya Fat… terbayang kenangan dan momen-momen indah penuh tawa dan bahagia dari para keluarga.
Subhanallah, keajaiban hidup berikutnya tidak lama Allah tunjukkan. Mas Ari buat kebahagian kami kemudian berubah menjadi duka. Allah yang buat mas ari terpaksa melakukan itu. Allah sangat sayang dengan mas Ari yang kemudian dengan cepat memanggilnya untuk segera menghadap-Nya. Mas ari wafat di hari kamis itu, di jalan yang biasa ia lalui dengan motornya menuju tempat ia menuntut ilmu setiap hari.
Mas, selamat jalan ya… mudah-mudahan Allah ampuni semua dosa Mas dan Allah terima semua amalan Mas. Keluarga semua pun mendoakan, tentunya dengan diiringi sedikit banyaknya rasa kesedihan
Allah, entah kemudian apa keajaiban hidup yang nanti akan kau berikan. Terutama untuk diriku ini. Yang pasti, yang terbayang dalam benak ini, kehidupan masih tebentang, jalan untuk terus menambah amal, untuk terus belajar, masih terbentang.
Berikan saya kekuatan untuk menjalani kehidupan ini sesuai dengan yang Engkau inginkan ya Allah….