Ramadhan
Kata Ramadhan berasal dari bahasa Arab = Ramadhan, jamaknya Ramadaanaat atau armidaa’, merupakan bulan ke-9 dari tahun Hijriah. Dari pengertian bahasanya, arti Ramadhan = panas, yg diberikan oleh orang2 Arab karena pada bulan 9, padang pasir terasa sangat panas oleh terik matahari. Hal ini sesuai dengan kebiasaan orang Arab yg memindahkan suatu istilah dari bahasa asing ke bahasa mereka yg sesuai dengan keadaan yg terjadi pada masa tersebut.
Dalam Islam, bulan Ramadhan mempunyai makna yg istimewa dan kedudukan yg mulia karena banyak terjadi peristiwa penting dalam bulan ramadhan tersebut:
1. Diturunkannya al Qur’an (Nuzulul Qur’an)
2. Satu-satunya nama bulan yg terdapat di Qur’an (al Baqarah(2):185)
3. Kemenangan besar yg diperoleh Rasululloh SAW bersama kaum muslimin dalam perang Badr
4. Fath Makkah, yakni penaklukan Mekkah
5. Terdapat 1 malam yg lebih baik dari 1000 bulan (+/- 83tahun), (al Qard(97):3)
6. Diwajibkannya berpuasa (Al Baqarah(2):183)
7. Diangkatnya Muhammad menjadi Rasululloh SAW
8. Dilimpahkannya pahala yg sangat tinggi oleh ALLOH SWT terhadap orang yg beramal saleh + beribadah pada bulan ini
9. Dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka (meskipun dalam arti kiasan)
10. Menjadi kafarat terhadap dosa-dosa hingga Ramadhan berikutnya, sepanjang sholat fardhu dari satu Jum’at ke Jum’at berikutnya
11. Orang yg berpuasa dengan ikhlas + penghayatan yg mendalam di bulan Ramadhan akan diberikan ampunan atas segala dosanya
Bulan Ramadhan mempunyai nama lain
1. Syahr ALLOH (bulan ALLOH),
karena ALLOH SWT akan memberikan pahala yg besar bagi orang yg melakukan kebaikan di dalamnya. Ibadah puasa langsung diberi pahala oleh ALLOH SWT sendiri.
2. Syahr Ala-i (bulan penuh nikamt dan limpahan rahmat)
karena pada bulan Ramadhan ALLOH SWT memberikan nikmat dan karunia yg berlipat ganda
3. Syahr Qur’an (bulan diturunkannya Qur’an)
4. Syahr an-Najaah (bulan pelepasan diri dari neraka)
5. Syahr a-Juud (bulan kedermawanan)
karena pada bulan Ramadhan dianjurkan lebih banyak memberi bantuan terutama kepada fakir miskin
6. Syahr al-Muwaasah (bulan memberikan pertolongan kepada orang yg berhajat/punya hajat)
7. Syahr at-Tilaawah (bulan membaca al Qur’an)
8. Syahr as-Sabri (bulan latihan bersabar atas penderitaan dengan rela hati)
9. Syahr ar-Rahmah (bulan tempat ALLOH SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada hamba2-Nya)
10. Syahr as-Shiyaam (bulan puasa, karena setiap muslim WAJIB melaksanakannya KECUALI yg berhalangan sesuai dengan syar’i)
11. Syahr al-’Ied (bulan yg akhirnya disambut dg hari Raya ‘Ied)
dari : http://tausyiah275.blogsome.com/2005/09/24/ramadhan/
Friday, August 31, 2007
sampein saya ma dia ya Allah ...(part3)
Ihya Ramadhan atau menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini hendaknya diisi dengan memperbanyak ibadah kepada Allah swt, memperpanjang ruku', sujud, shalat tarawih, bermunajat kepada Allah, memperbanyak sholat nawafil, senantiasa berzikir, tilawah dan tadabbur al-Quran, I'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, mengurangi waktu tidur pada siang hari (sementara Rasulullah dan Ummahatul Mu'minin selama Ramadhan begitu aktifnya beramal). Disamping itu aktivitas Ramadhan juga harus dapat memperkokoh hubungan dengan sesama, seperti memberikan zakat, infaq dan shodaqoh, ifthor (buka puasa bersama) dll.
Menjauhkan diri dari perbuatan laghwu (sia-sia) Bulan Ramadhan adalah fursoh untuk memperbanyak ibadah sehingga kita dapat menjauhi hal-hal yang mempersempit waktu ibadah, seperti menghabiskan waktu hampir seharian di dapur untuk menyiapkan makanan berbuka, karena saat yang terbaik untuk pengisian ruh dan pensucian jiwa akan hilang begitu saja dengan pengisian perut dan pengotoran jiwa, menghabiskan waktu di depan televisi dan perbuatan lainnya yang cenderung tidak ada gunanya.
Menahan anggota tubuh dan hati dari perbuatan yang diharamkan menjadi suatu keniscayaan dalam bulan Ramadhan ini. Seperti misalnya menahan pandangan mata dari pandangan yang dimakruhkan, Menahan pendengaran dari namimah, ghibah dan kemungkaran, menjaga Lisan dan hati dari perbuatan yang dapat mengotorinya.
Rasulullah saw Bersabda : bukanlah shaum itu sekedar meninggalkan makan dan minum, Melainkan meninggalkan pekerjaan sia-sia (tak bernilai) dan kata-kata Sombong (HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
Rasulullah saw juga Bersabda : Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong, bahkan mempraktekkannya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekedar meninggalkan makan dan minum (HR.Bukhari-Muslim).
Dalam Ramadhan ini kita bertekad akan menyelami rahasia kehidupan, dari mana, di mana dan hendak kemana kita ? Sehingga kita akan menghayati bahwa dunia ini adalah tempat berusaha untuk mematuhi perintah Allah dan akhirat adalah untuk menerima balasan dariNya. Pada bulan Ramadhan ini, kita akan berusaha untuk mendapatkan rahmat dan ampunan Allah, karena sesungguhnya kecelakaanlah bagi orang-orang yang tidakmendapatkan rahmat Allah pada bulan yang penuh denganrahmat ini.
Selamat datang Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya.
Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan KeridhoanMu lah dambaan kami.
Ustadzah Dra Herlini Amran. MA
2005-08-11
Menjauhkan diri dari perbuatan laghwu (sia-sia) Bulan Ramadhan adalah fursoh untuk memperbanyak ibadah sehingga kita dapat menjauhi hal-hal yang mempersempit waktu ibadah, seperti menghabiskan waktu hampir seharian di dapur untuk menyiapkan makanan berbuka, karena saat yang terbaik untuk pengisian ruh dan pensucian jiwa akan hilang begitu saja dengan pengisian perut dan pengotoran jiwa, menghabiskan waktu di depan televisi dan perbuatan lainnya yang cenderung tidak ada gunanya.
Menahan anggota tubuh dan hati dari perbuatan yang diharamkan menjadi suatu keniscayaan dalam bulan Ramadhan ini. Seperti misalnya menahan pandangan mata dari pandangan yang dimakruhkan, Menahan pendengaran dari namimah, ghibah dan kemungkaran, menjaga Lisan dan hati dari perbuatan yang dapat mengotorinya.
Rasulullah saw Bersabda : bukanlah shaum itu sekedar meninggalkan makan dan minum, Melainkan meninggalkan pekerjaan sia-sia (tak bernilai) dan kata-kata Sombong (HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
Rasulullah saw juga Bersabda : Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong, bahkan mempraktekkannya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekedar meninggalkan makan dan minum (HR.Bukhari-Muslim).
Dalam Ramadhan ini kita bertekad akan menyelami rahasia kehidupan, dari mana, di mana dan hendak kemana kita ? Sehingga kita akan menghayati bahwa dunia ini adalah tempat berusaha untuk mematuhi perintah Allah dan akhirat adalah untuk menerima balasan dariNya. Pada bulan Ramadhan ini, kita akan berusaha untuk mendapatkan rahmat dan ampunan Allah, karena sesungguhnya kecelakaanlah bagi orang-orang yang tidakmendapatkan rahmat Allah pada bulan yang penuh denganrahmat ini.
Selamat datang Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya.
Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan KeridhoanMu lah dambaan kami.
Ustadzah Dra Herlini Amran. MA
2005-08-11
sampein saya ma dia ya Allah ...(part2)
Diambil dari arsip http://www.mail-archive.com/pirus@googlegroups.com/msg00376.html
PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN
Tips Persiapan Bulan Ramadhan
"Pertama, 'I'dad Ruhi Imani, yakni persiapan ruh keimanan. Orang-orang yang saleh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin sebelum datang Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya sejak bulan Rajab dan Sya'ban.
Biasanya mereka berdoa : "Ya Allah, berikanlah kepada kami keberkatan pada bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami kepada Ramadhan."
Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, dalam surah At-Taubah Allah melarang kita melakukan berbagai maksiat dan kedzhaliman sejak bulan Rajab. Tapi bukan berarti di bulan lain dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat.
Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya'ban adalah masa pemanasan (warming up), sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu baks udah terbiasa.
'Kedua, adalah 'I'dad Jasadi, yakni persiapan fisik. Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima darin biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan Rajab Rasulullah dan para sahabat membiasakan diri melatih fisik dan mental dengan melakukan puasa sunnah, banyak berinteraksi dengan al-Qur'an, biasa bangun malam ('qiyamul-lail'), dan meningkatkan aktivitas saat berkecimpung dalam gerak dinamika masyarakat.
'Ketiga', adalah 'I'dad Maliya'h, yakni persiapan harta. Jangan salah faham, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Memersiapkan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat gandad ibandingkan bulan-bulan biasa.
'Keempat', adalah 'I'dad Fikri wa Ilmi, 'yakni persiapan intelektual dan keilmuan'. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan dan 'tashawur' (persepsi) yang benar tentang Ramadhan. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW, selamaRamadhan.
Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan perlbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, juga penting untuk dipersiapkan.
Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. Aamiin..
PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN
Tips Persiapan Bulan Ramadhan
"Pertama, 'I'dad Ruhi Imani, yakni persiapan ruh keimanan. Orang-orang yang saleh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin sebelum datang Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya sejak bulan Rajab dan Sya'ban.
Biasanya mereka berdoa : "Ya Allah, berikanlah kepada kami keberkatan pada bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami kepada Ramadhan."
Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, dalam surah At-Taubah Allah melarang kita melakukan berbagai maksiat dan kedzhaliman sejak bulan Rajab. Tapi bukan berarti di bulan lain dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat.
Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya'ban adalah masa pemanasan (warming up), sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu baks udah terbiasa.
'Kedua, adalah 'I'dad Jasadi, yakni persiapan fisik. Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima darin biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan Rajab Rasulullah dan para sahabat membiasakan diri melatih fisik dan mental dengan melakukan puasa sunnah, banyak berinteraksi dengan al-Qur'an, biasa bangun malam ('qiyamul-lail'), dan meningkatkan aktivitas saat berkecimpung dalam gerak dinamika masyarakat.
'Ketiga', adalah 'I'dad Maliya'h, yakni persiapan harta. Jangan salah faham, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Memersiapkan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat gandad ibandingkan bulan-bulan biasa.
'Keempat', adalah 'I'dad Fikri wa Ilmi, 'yakni persiapan intelektual dan keilmuan'. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan dan 'tashawur' (persepsi) yang benar tentang Ramadhan. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW, selamaRamadhan.
Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan perlbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, juga penting untuk dipersiapkan.
Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. Aamiin..
Subscribe to:
Posts (Atom)