Friday, December 28, 2007
bisnis jaringan? why not
bisnis jaringan memang subhanallah, dari presesntasi bagian terakhir yang disampaikan, tentang rancana bisnis, wah bisa banyak lipatan keuntungan yang kita dapatkan dari lipatan dan tingkatan jaringan yang kita miliki.
"klo mas bisa punya jenjang yang ini, wah sebulan bisa dapet gaji sekian juta mas..."
wuih, menggiurkan...
Iya, dengan banyak jaringan dan rekan yang mendukung bisnis ini, memang keuntungan dan pasar yang ada akan semakin besar juga luas.
beberapa hal yang menjadi catatan saya setelah tiga kali mengikuti dan mendengarkan penawaran teman2 saya akan bisnis ini :
- silaturahim. jadi ingat ketika dulu mahasiswa dan punya banyak rekan yang berjuang bersama, ketika perasaan harus saling mengunjungi sangat besar. cari buku, cari makanan, cari teman, cari-cari yang lain juga. Atau bersilaturahim pada adik-adik kelas atau teman dan kakak kelas yang lain, hanya untuk menanyai kabar dan mengajak selalu untuk tetap ingat bahwa hidup harus selalu mulia.
bisnis jaringan memang mengharuskan seperti itu. cari-cari 0rang, cari-cari kesempatan berkumpul. cari-cari rekan yang bisa membuat bisnis ini besar.
"terimakasih sebelumnya mas. kami datang pada dasarnya silaturahim, tapi dibalik itu mas ,ada hal yang ingin disampaikan..." kata teman yang lain tadi malam.
Memang silaturahim memperbanyak rezeki dan memperpanjang umur. jangan ketinggalan ah.
- Barang, jasa dan ide bisnis yang ditawarkan. Kesehatan, ga pernah habis dibahas oleh umat manusia yang hidup memang. keren idenya. siapa orang yang ngga mau sehat. ga ada orang yang ga pernah sakit di dunia ini. dan sakit atau pertahanan kesehatan, harus ada caranya.
Para dokter dan ahli pengobatan kesehatan, selalu menjadi orang yang paling mulia memang.
"niscaya akan Kami tinggikan beberapa derajat orany yang beriman dan berpengetahuan diantara kamu..." Sabda Allah dalam Al-Quran
Weih, cari bisnis yang lain yang barangnya banyak dibutuhin dan selalu dibutuhin. laku dah. dan yang pasti yang bisa merancang barang atau jasa yang laku untuk dijual itu, adalah orang yang paling banyak keuntungannnya, pahala setidaknya.
memang ga pernah rugi klo orang punya banyak ilmu... banyak harta susah jaganya, banyak ilmu, weih, ilmu yang akan jaga kita. banyak belajar dan membaca yuk...
- Sistem dan jaringan itu sendiri. Berjamaah memang selalu lebih baik. Susah dan keruh memang hidup berjamaah, harus banyak sabarnya. tapi katanya ga jauh lebih baik dari pada sendiri meskipun ia hebat dalam kesendiriannya.
Perluas jaringan dengan silaturahim. cape dan lelah pasti klo banyak jalan dan silaturahim, tapi dibalik itu banyak hal yang akan didapat.
So, ayo cari bisnis yang seperti itu. Berjaringan, berproduk yang baik dengan menularkan banyak ide dan ilmu, dengan banyak2 silaturahim.
***
Doncry, da Wahyu, Suheri, Shauqi, pa Lalu jazakallah atas bagi pengalamannya. blom bergabung nih. masih coba rintis bisnis produk yang lain.
Tuesday, December 18, 2007
8 Kebohongan Seorang Ibu…………
Punten pami ngan masih tiasa nulis, maca, ngadoa wungkul, teacan seeur nu tiasa di pasih ka mamah.
Punten kanggo segala kalepatan ageung. doakeun ageung terus ma...
dari sebuah milis ;
Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata:
"Makanlah nak, Ibu tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika aku mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, Ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku.
Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:
"Makanlah Nak, Ibu tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel. Dari hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu tidurlah, sudah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata:
"Cepatlah tidur nak, Ibu tidak Capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, Ibu yang tegar dan gigih menungguku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk Ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata:
"Minumlah nak, Ibu tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap Sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, Dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kami pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat Kondisi keluarga yang semakin parah, Ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk Menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, Ibu berkata:
"Saya tidak butuh cinta" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku dan kakakku semuanya bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau , Ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang Tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata:
"Ibu masih punya uang" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian Memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika. Berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, Ibu berkata kepadaku
"Ibu tidak terbiasa" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit Kanker Lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang Samudera Atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk Ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya Setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menggerogoti tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti Ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata:
"Jangan menangis anakku, Ibu tidak sakit" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Musibah
Tenang Menghadapi Musibah
Penulis : KH Abdullah Gymnastiar
Setiap orang mendambakan ketenangan, baik itu orang yang sedang
ditimpa kelapangan maupun kesempitan. Begitu pula halnya bagi yang
sedang ditimpa musibah, seperti musibah yang menewaskan lebih dari 95
ribu warga Aceh. Trauma, resah, gelisah, hidup tak menentu menemani
hari-hari mereka. Pasrah akan ketentuan Allah itulah yang bisa mereka
lakukan. Begitu pula dengan keluarga yang ditinggalkan. Kini hanya
ketenangan yang diharapkan mereka.
Ada beberapa kunci ketenangan dalam menghadapi musibah.
Pertama, siap
menerima ujian atau musibah. Ketika seseorang ditimpa musibah, maka ia
harus menyadari bahwa musibah itu datangnya dari Allah. Keyakinan yang
penuh akan adanya hikmah dibalik semua itu. Dan kita pun harus
menjadikan kehidupan seperti adanya siang dan malam. Kita harus mulai
melatih diri menghadapi kesulitan. Seperti murid sekolah yang mau
menghadapi ulangan/ujian. Datang soal, senyum-senyum, menjelang ujian
bahagia, ketika ujian datang senang karena persoalan bisa ia tangani
dengan baik. Begitu pula halnya setelah ulangan, karena yakin dengan
persiapan belajar yang optimal akan mendapatkan hasil yang baik.
Kedua, ketika kita dihadapkan pada ujian yang tak terduga, maka
kuncinya kita harus ridha menerima keadaan. Banyak orang menderita
bukan karena masalah tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan.
Ridha menerima kenyataan berupa musibah akan menjadikan hati tenang.
Dengan ketenangan, maka dapat lebih mudah menyelesaikan masalah. Latih
kesadaran diri kita bahwa semua yang terjadi tidak lepas dari
kehendakNya. Sehingga kita dapat ridha menerima musibah, menerima
kepergian saudara-saudara kita yang kita cintai.
Ketiga, kuasai diri. Yakin Allah tidak akan membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Tidak mungkin Allah dzalim
kepada hambaNya. Yakinlah bahwa setiap satu kesulitan akan diapit oleh
dua kemudahan. Dan yakin tidak mungkin ada ujian yang tidak ada nilainya.
Saudaraku, siap untuk mengalami senang dan susah. Kita tidak boleh
lemah. Dengan ketenangan, kita akan siap menerima ketentuan Allah SWT.
Sumber : Buletin Sakinah
***
untuk adik ku, yang sedang dirundung masalah, yang gagal berkali-kali berusaha,. sabar ya dan terus fahami bahwa allah ga mungkin meninggalkan mu. Sesuatu yang terbaik telah Ia siapkan untuk mu. asal tetap sabar, dan jangan pernah lelah berusaha.
Jazakallah de, dah banyak ngingetin diri ini juga....
intansurullah, yan sur kum, wa yusabbits aqdaamakum...
Thursday, December 13, 2007
Hadist Pilihan
"Wahai hamba-Ku yang melampaui batas atas diri mereka, jangan putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang..."
**
"Allah lebih senang dengan taubat hambaNya dari pada orang yang kehilangan hewan yang dikendarainya saat berada di tanah yang tandus. Orang itu mencari kendaraan hewannya padahal disanalah makanan dan minumannya. Hingga ia putus asa mencarinya dan berbaring di bawah pohon. Namun tiba-tiba hewan kendaraannya telah berada di sisinya. Ia lalu mengatakan, "Ya Allah, Engkau hambaku dan aku tuhanmu", orang itu keliru mengatakannya karena terlalu gembira." (HR Muslim)
***
"Wahai ibnu adam, jika dosamu mencapai ketinggian langit kemuidan engkau mendatangi-Ku dengan tidak menyekutukanKU, Aku ampuni engkau seberapa banyakpun dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai ibnu adam, jika engkau mendatangiKu dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, niscaya Aku datangi engkau denga sepenuh bumi ampunan. Wahia ibnu adam, jika engkau menyeru dan memintaKu, Aku ampuni kesalahmu dan Aku tidak peduli." (HR Turmudzi)
****
"Jika hambaKu mendekat padaKu satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Jika hambaKu mendekati Aku satu hasta, Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Jika hambaKu mendatangiku dengan berjalah, aku akan mendatanginya dengan berlari (Hr. Bukhari)
Wednesday, December 12, 2007
Berkurban
Jadi kepengen berkurban, apalagi ada iming-iming dari Allah
"sesungguhnya setiap helai bulu hewan qurban yang dipotong ada kebaikan..."
BERKURBAN MENURUT SUNNAH NABI (1)
HUKUM BERKURBAN
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum berkurban, ada yang berpendapat wajib dan ada pula yang berpendapat sunnah mu’akkadah. Namun mereka sepakat bahwa amalan mulia ini memang disyariatkan. (Hasyiyah Asy Syarhul Mumti’ 7/519). Sehingga tak sepantasnya bagi seorang muslim yang mampu untuk meninggalkannya, karena amalan ini banyak mengandung unsur penghambaan diri kepada Allah, taqarrub, syiar kemuliaan Islam dan manfaat besar lainnya.
BERKURBAN LEBIH UTAMA DARIPADA SEDEKAH
Beberapa ulama menyatakan bahwa berkurban itu lebih utama daripada sedekah yang nilainya sepadan. Bahkan lebih utama daripada membeli daging yang seharga atau bahkan yang lebih mahal dari harga binatang kurban tersebut kemudian daging tersebut disedekahkan. Sebab, tujuan yang terpenting dari berkurban itu adalah taqarrub kepada Allah melalui penyembelihan. (Asy Syarhul Mumti’ 7/521 dan Tuhfatul Maulud hal. 65)
PERIHAL BINATANG KURBANa
a. Harus Dari Binatang Ternak
Binatang ternak tersebut berupa unta, sapi, kambing ataupun domba. Hal ini sebagaimana firman Allah (artinya):
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah dirizkikan Allah kepada mereka.” (Al Hajj: 34)
Jika seseorang menyembelih binatang selain itu -walaupun harganya lebih mahal- maka tidak diperbolehkan. (Asy Syarhul Mumti’ 7/ 477 dan Al Majmu’ 8/222)
b. Harus Mencapai Usia Musinnah dan Jadza’ah
Hal ini didasarkan sabda Nabi yang artinya :
“Janganlah kalian menyembelih kecuali setelah mencapai usia musinnah (usia yang cukup bagi unta, sapi dan kambing untuk disembelih, pen). Namun apabila kalian mengalami kesulitan, maka sembelihlah binatang yang telah mencapai usia jadza’ah (usia yang cukup, pen) dari domba.” (H.R. Muslim)
Oleh karena tidak ada ketentuan syar’i tentang batasan usia tersebut maka terjadilah perselisihan di kalangan para ulama. Akan tetapi pendapat yang paling banyak dipilih dan dikenal di kalangan mereka adalah: unta berusia 5 tahun, sapi berusia 2 tahun, kambing berusia 1 tahun dan domba berusia 6 bulan. Pendapat ini dipilih oleh Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah di dalam Asy Syarhul Mumti’ 7/ 460.
c. Tidak Cacat
Klasifikasi cacat sebagaimana disebutkan Nabi dalam sabdanya yang artinya:
“Empat bentuk cacat yang tidak boleh ada pada binatang kurban: buta sebelah yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang jelas pincangnya dan kurus yang tidak bersumsum.” (H.R. Abu Dawud dan selainnya dengan sanad shahih)
Lantas, diantara para ulama memberikan kesimpulan sebagai berikut:
- Kategori cacat (didalam As Sunnah) yang tidak boleh ada pada binatangkurban adalah empat bentuk tadi. Kemudian dikiaskan kepadanya, cacat yang semisal atau yang lebih parah dari empat bentuk tersebut.
- Kategori cacat yang hukumnya makruh seperti terbakar atau robek telingadan patah tanduk yang lebih dari setengah.
- Adapun cacat yang tidak teriwayatkan tentang larangannya -walaupunmengurangi kesempurnaan- maka ini masih diperbolehkan. (Asy SyarhulMumti’ 7/476-477 dan selainnya)
Walaupun kategori yang ketiga ini diperbolehkan, namun sepantasnya bagi seorang muslim memperhatikan firman Allah (artinya):
“Kalian tidak akan meraih kebaikan sampai kalian menginfakkan apa-apa yang kalian cintai.” (Ali Imran : 92)
d. Jenis Binatang Apa Yang Paling Utama?
Para ulama berbeda pendapat tentang jenis binatang yang paling utama untuk dijadikan kurban. Hal ini disebabkan tidak adanya dalil yang shahih dan jelas yang menentukan jenis binatang yang paling utama, wallahu a’lam. Asy Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi rahimahullah tidak menguatkan salah satu pendapat para ulama yang beliau sebutkan dalam kitab Adwa’ul Bayan 5/435, karena nampaknya masing-masing mereka memiliki alasan yang cukup kuat.
Hanya saja seseorang yang mau berkurban hendaknya memberikan yang terbaik dari apa yang dia mampu dan tidak meremehkan perkara ini. Allah mengingatkan (artinya):
“Wahai orang-orang yang beriman, berinfaklah dengan sebagian yang baik dari usaha kalian dan sebagian yang Kami tumbuhkan di bumi ini untuk kalian. Janganlah kalian memilih yang buruk lalu kalian infakkan padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (Al Baqarah: 267)
JUMLAH BINATANG KURBAN
a. Satu Kambing Mewakili Kurban Sekeluarga
Abu Ayyub Al Anshari t menuturkan: “Dahulu ada seseorang dimasa Rasulullah menyembelih seekor kambing untuk dirinya dan keluarganya.” (H.R. At Tirmidzi dan selainnya dengan sanad shahih)
b . Satu Unta Atau Sapi Mewakili Kurban Tujuh Orang Dan KeluarganyaHal ini dikemukakan Jabir bin Abdillah: “Kami dulu bersama Rasulullah pernah menyembelih seekor unta gemuk untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang pula pada tahun Al Hudaibiyyah.” (H.R. Muslim)
WAKTU PENYEMBELIHAN
a. Awal WaktuYaitu setelah penyembelihan kurban yang dilakukan oleh imam (penguasa) kaum muslimin ditanah lapang. (H.R. Muslim). Apabila imam tidak melaksanakannya maka setelah ditunaikannya shalat ied. (Muttafaqun ‘alaihi)
b. Akhir waktuPara ulama berbeda pendapat tentang akhir penyembelihan kurban. Ada yang berpendapat dua hari setelah ied, tiga hari setelah ied tersebut, hari ied itu sendiri (tentunya setelah tengelamnya matahari) dan hari akhir bulan Dzulhijjah. Perbedaan pendapat ini berlangsung seiring tidak adanya keterangan shahih dan jelas dari Nabi tentang batas akhir penyembelihan. Namun tampaknya dua pendapat pertama tadi cukuplah kuat. Wallahu a’lam.
SUNNAH YANG DILUPAKAN
- Bagi orang yang hendak berkurban, tidak diperkenankan baginya untuk mengambil (mencukur) segala rambut/bulu, kuku dan kulit yang terdapat pada tubuhnya (orang yang berkurban tersebut, pen) setelah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah sampai disembelih binatang kurbannya, sebagaimana hadits Ummu Salamah yang diriwayatkan oleh Muslim.
Namun bila sebagian rambut/bulu, kulit dan kuku cukup mengganggu, maka boleh untuk mengambilnya sebagaimana keterangan Asy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Asy Syarhul Mumti’ 7/ 532.- Diantara sunnah yang dilupakan bahkan diasingkan mayoritas kaum muslimin adalah pelaksanaan kurban di tanah lapang setelah shalat ied oleh imam (penguasa) kaum muslimin. Wallahul musta’an.
Padahal Rasulullah menunaikan amalan agung ini.
Abdullah bin Umar t berkata: “Dahulu Rasulullah menyembelih binatang kurban di Mushalla (tanah lapang untuk shalat ied, pen).” (H.R. Bukhari). Dan tidaklah Rasulullah melakukan sesuatu kecuali pasti mengandung manfaat yang besar.
Sumber : http://al-ilmu.com/ Rabu, 06 Desember 2006
Tuesday, December 11, 2007
Kantong Kegembiraan
"Segala puji hanya bagi Allah, Yang telah memberi kemulian kepadaku dengan kematian puta-putraku sebagai suhada dan doakanlah agar aku dikumpulkan bersama mereka ditempat yang penuh dengan rahmat-Nya,"
Begitu yang ia ucapkan setiap kali orang datang bertakziah kepadanya.
Bandingkan ketika dahulu ia belum masuk islam. Kala itu dua saudara laki-lakinya, Muawiyah dan Shakhr mati dimasa jahiliyah. Ia sangat sedih. Ia pun melepas kepergian keduanya dengan rentetan syair ratapan yang panjang. Bahkan Syairnya menjadi syair paling terkenal dalam soal duka dan ratapan.
***
Keislaman, yang memang berbekas sehingga menampakan juga sisi-sisi keindahan kegembiraan. Khansa' mengekspresikan kelemahan dan kekhawatiran jiwa diri serta keluarganya dengan keindahan memuji. Memuji Allah, ...."segala puji bagi Allah...
pokonya, pilihannya; terus bergembira.....
(dari majalah tarbawi edisi desember 2004)
Monday, December 10, 2007
Syukur...
Kita beribadah tu karena rasa syukur? karena memang kita perlu? atau hanya menggugurkan kewajiban doang?? rasul sholat tahajud sampai kakiya bengkak2 karena beliau ingin bersyukur..
memang syukur adalah tingkatan ibadah yang paling jarang kita perbuat
(by alic...)
Thursday, December 6, 2007
Ismail anak Soleh
Memang cuma Nabi Ismail contoh anak yang berbakti pada orang tuanya. Nabi memang manusia pilihan yang semua kehidupannya menjadi contoh dan ibrah bagi manusia yang lain.
Bayangkan, sampai perintah untuk menyembelih dirinya pun ia turuti,
... insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar..."
Jarang ada anak yang begitu sangat sholeh dan menuruti semua perintah orang tua dan perintah rabb nya. seringnya kita, atau saya banyak mengucap ...ah.
Ibu, Bapa, bapak maafkan anakmu ini.
Doakan agar aku menjadi orang-orang yang sabar
allahummagfirli waliwalidayya warhamhum kama rabbauna shigoroo...
***