Terima kasih wahai musuh.
Kalianlah yang menjadikanku sadar untuk mengendalikan diri dan tidak hanyut dalam gelombang pujian. Kalian dijadikan Allah swt agar aku tidak sombomg akibat pujian yang berlebihan, atau anggapan baik yang hanya melihat kebaikan dari diriku...
Terima kasih wahai musuh.
Bagaimanapun kalian memberi manfaat kepadaku, meskipun sebenarnya, kalian tidak mealkukan itu. Kalian telah menciptakan kemampuan untuk berpikir lebih seimbang dan adil. Mungkin ada seseorang yang berlebihan menunaikan haknya, lalu kalian;ah yang menjadi sebab keseimbangan...
Terima kasih wahai musuh.
Kalianlah yang menerbitkan semangat, meletakan tantangan, membuka kecermatan, mendorong untuk berkompetisi, agar seseorang lebih berhati-hati, lebih disiplin, lebih cermat mendidik diri, dan menghiasi diri untuk memiliki sikap yang terpuji. Berlomba dan berkompetisi dalam kebaikan adalah perilaku yang dianjurkan dalam islam...
Terima kasih wahai musuh.
Kalianlah yang melatih kami untuk mampu lebih bersabar dan lebih kuasa menanggung beban. Kalianlah yang membantu kami untuk lebih bisa menghadapi keburukan dengan kebaikan...
Terima kasih wahai musuh.
Mungkin dalam timbangan amal ada kebaikan yang tidak bisa aku peroleh hanya dnegan kebaikan dan amal shalih, tapi hanya bisa diperoleh melalui kesabaran, menanggung beban, keridhaan, bisa menerima, toleransi dan maaf...
Terima kasih wahai musuh.
Aku merasa mungkin ada sebagian kata yang menyakiti kalian. Sungguh saya tidak bermaksud menyakiti kalian. Tapi saya katakan dengan sejujurnya, kalian adalah teman-teman sejati...
Terima kasih wahai musuh.
Kalianlah yang telah menjadikanku lebih memikirkan keruangan yang selama ini justru sulit teraba...
Terima kasih wahai musuh...
Salman bin Fahd
majalah Tarbawi Edisi 167
No comments:
Post a Comment