Thursday, December 15, 2016
Mobil Rentalan dari Dia
Ketika rencana akan mudik di ramadhan tahun 2014, saya periksakan kondisi ban mobil saya ke sebuah jasa penjualan dan perawatan ban mobl di daerah Serang. Setelah memeriksa kondisi ban mobil saya, beliau berkata :
"Mas, ini mobil klo bisa minta ganti saja dengan yang lain. kondisi bannya tidak memungkinkan untuk bisa dibawa jauh". ujar tukang servis ban.
"oh gitu ya pa? jawab saya. Sambil berfikir dalam hati, Allah beri saya mobil yang memang tidak bagus spesifikasinya dan biasa dibuat untuk digunakan banyak pengguna dan penumpang atau tepatnya mobil rentalan.
"Iya pa, dari pada nanti ada yang tidak diinginkan. mending ganti aja dengan mobil yang lain" Terus tukang servis
"Hmm.. pak nanti saya telepon dulu ya.." saya berniat mengeles (mengelak juga) karena kesombongan hati kecil saya malu dianggap membawa mobil rentalan, padahal itu mobil punya sendiri. Akhirnya yang saya telepon istri saya untuk minta persetujuan ganti ban mobil yang pasti butuh biaya lebih.
"Baik pa, ganti aja dulu bannya nanti gampang urusan saya biayanya mah" tutup saya terakhir sambil mengelus dada. :)
Sungguh kejadian tersebut meski beberapa tahun berselang, menjadi terus pengingat bagi saya bahwa mobil saya meski pun dapat dari uang jerih payah sendiri, ternyata adalah mobil rentalan, Tepatnya rentalan dari Allah.
Saya coba fahami bahwa seluruh barang, yang kita miliki sebenarnya adalah titipan, yang suatu saat nanti akan diambil kembali oleh pemilik Nya. Ya, pemiliknya adalah Allah. Segala benda dan harta di dunia, jabatan, dan jiwa kita serta keluarga kita adalah mutlak milik Allah. kita hanya diberikan hak untuk menggunakannya dengan baik. Sebagai fasilitas kita untuk bisa bertemu dengan pemiliknya nanti di akhirat.
"Ya Allah, jadikan hamba termasuk orang yang bisa bersyukur atas segala pemberian dari Mu...."
Saturday, January 30, 2016
Jangan menyerah berbuat baik
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا
Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. (Qs. Tahaa :112)
Pernah mengalami perlakuan tidak enak dari orang lain yang sebenarnya telah kita bantu?
Pernah luput ucapan terima kasih dari orang yang telah kita beri?
Pernah merasa imbalan yang kita dapatkan karena pemberian kita lebih kecil dari seharusnya?
Pernah dikatain sok alim ketika kita mengingatkan orang lain untuk melakukan amal solih?
Pernah mengalami perlakuan yang tidak enak kepada orang yang kita berharap baik kepadanya?
Jangan khawatir sahabat, ingetin aja Firman Allah di atas. Asal kita sudah penuh keyakinan bahwa amal yang kita lakukan adalah baik dan berasal dari hati yang tulus, maka Allah tidak akan pernah pernah lalai dari membalas amal hamba-Nya. Dan satu syaratnya, kita harus dalam keadaan beriman. Karena Insya Allah orang yang beriman kepada Allah yang Maha Adil, tidak akan pernah khawatir dalam kesehariaannya.
Insya Allah
Ma'iyatullah
...karena justru saat kita sendiri itulah saat kita dekat dengan Allah, hanya berduaan dengan Allah. Maka perbanyaklah dzikir mengungat-Nya dan perbanyaklah doa permohonan agar kiya selalu dalam keberkahan-Nya.
Kalimat diatas bisa jadi pengingat jika kita ingin menanamkan sikap bahwa kita selalu dilihat oleh Allah. Karena terkadang kita ketika kesendirian maka kita rasa kita bebas melakukan kemaksiatan. Kita dengan tanpa merasa bersalah melakukan dosa karena berfikir tidak ada yang melihat kita.
Padahal Allah Assami' (Allah Yang Maha Melihat) selalu awas melihat segala gerak-gerik mahluk-Nya. Padahal Allah menerangkan dalam Al-Qur'an bahwa Ia amat sangat dekat dengan mahluk-Nya
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Qs. Qaaf 16)
Semoga bisa menjadi pengingat..